ABC

Malala Yousefzai, korban Taliban membuka perpustakan terbesar di Eropa

Malala Yousefzai, seorang remaja Pakistan yang menjadi korban penembakan oleh militan Taliban sebelas bulan lalu kini membuka perpustakaan umum terbesar di Eropa dan menyebutnya sebagai “senjata untuk menaklukan terorisme.”

Gadis 16 tahun itu membuka perpustakaan di rumah keluarga angkatnya di Birmingham, Inggris.

Upaya itu dilakukan kurang dari setahun sejak Malala diterbangkan ke Birmingham untuk menjalani operasi penyelamatan setelah ditembak tepat dikepalanya oleh Taliban dalam perjalanan menuju ke sekolah.

Dia menjadi target karena secara terbuka mempromosikan pendidikan dan hak hak perempuan di Pakistan.

Saat seremoni pembukaan perpustakaan, Malala berjalan tenang ke mimbar dan melambai kepada orang orang yang hadir.

Warga Birmingham terpesona dengan suaranya yang terdengar jelas dengan bahasa yang dia gunakan.

Audio: Listen to Mary Gearin's report (The World Today)

 

“Sebuah kehormatan buat saya untuk berada di Birmingham, yang menjadi denyut jantung Inggris,” pujinya.

“Birmingham sangat spesial buat saya, karena ditempat ini saya menemukan diri saya bisa hidup setelah tujuh hari ditembak.”

Perpustakaan Birmingham saat ini menjadi perpustakaan umum terbesar di Eropa dan menjadi referensi heritage kota.

Perpustakan ini sakan dilengkapi jutaan buku, arsip film dan TV serta sekarang menjadi repositori terbesar kedua di dunia karya Shakespeare .

Malala praises power of one book

Remaja itu bercerita dia dianggap sebagai murid yang baik di desanya Swat, setelah membaca sembilan buku sebelum menginjak 15 tahun .

Di rumah barunya, dia telah menemukan hal-hal yang berbeda.

" Saya menantang diri sendiri bahwa saya akan membaca ribuan buku dan saya akan memberdayakan diri dengan pengetahuan , " katanya .

“Pena dan buku adalah senjata untuk menaklukan terorisme,” tegas Malala.

“Sayang sangat mempercayai, satu satunya jalan untuk menciptakan perdamaian dunia dan kedamaian kita dan kesejahteraan hanyalah dengan membaca, pengetahuan dan pendidikan.”

Malala menyerukan kepada hadirin untuk bebicara untuk anak anak di semua bagian dunia.

“Kita harus bebicara terus terang untuk perdamaian dan pembangunan di Nigeria, Suriah dan Somalia,” ajaknya.

Dia juga menyinggung anak anak Pakistan, India, Afghanistan yang menderita akibat terorisme, kemiskinan, pekerja anak, perdagangan anak anak.

“Mari kita membantu mereka dengan aksi dan amal kita. Mari kita menolong mereka membaca buku buku dan ke sekolah. Jangan lupa bahwa walaupun hanya satu buku, satu pena, satu anak dan satu guru bisa mengubah dunia,” tutup Malala.

Kampanye Malala akan disampaikan pada akhir pekan ini saat dia menerima hadiah perdamaian Anak Internasional .