ABC

Malala Yousafzai Kembali Ke Pakistan Pertama Kali

Gadis Pakistan pemenang Nobel Perdamaian Malala Yousafzai telah kembali ke negara asalnya untuk pertama kalinya enam tahun setelah dia ditembak oleh Taliban karena kegiatannya mendukung pendidikan bagi perempuan.

Stasiun televisi Pakistan Geo TV menayangkan gambar Malala Yousafzai di Bandara Internasional Islamabad berjalan ke arah sebuah mobil yang dijaga petugas keamanan.

Malala dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi selama kunjungan empat hari tersebut, namun rincian kegiatannya tidak diungkapkan.

Di tahun 2014, di usia 17 tahun, Malala menjadi orang termuda yang mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian karena kegiatannya mendukung pendidikan.

Sekarang berusia 20 tahun, Malala mengunjungi Pakistan pertama sejak tahun 2012, ketika itu pria bersenjata yang mengenakan tutup muka menghentikan sebuah bis yang ditumpangi Malala dari rumah ke sekolah dan menembak kepalanya.

Minggu lalu di Twitter, Malala mengungkapkan kerinduan akan tanah airnya.

Malala menulis dia rindu dengan rumah, bermain kriket di atap rumah dan menyanyikan lagu kebangsaan Pakistan di sekolah, sambil mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Pakistan.

Skip Twitter Tweet

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

Malala sekarang tinggal di Inggris.

Setelah serangan itu, Malala diterbangkan ke luar negeri untuk menjalani operasi.

Kelompok Taliban Pakistan yang menguasai wilayah Lembah Swat di Pakistan yang menjadi tanah kelahiran Malala sebelum diusir oleh tentata di tahun 2009 mengatakan serangan terhadap Malala dilakukan karena blog yang ditulisnya untuk Seksi Urdu BBC yang mendukung perlunya pendidikan bagi perempuan.

Kelompok garis keras ini merusak berbagai sekolah dan menerapkan hukum Syariah yang ketat selama mereka menguasai Lembah Swat.

Karena tidak bisa kembali ke Pakistan setelah kesembuhannya, Malala kemudian pindah ke Inggris.

Dia juga mendirikan Yayasan Malala dan mendukung kelompok lokal pegiat pendidikan dengan fokus di Pakistan, Nigeria, Yordania, Suriah dan Kenya.

Awal bulan ini, sebuah sekolah khusus perempuan yang dibangun dari uang pemenang Hadiah Nobel dibuka di Shangla, tidak jauh dari Lembah Swat.

ABC/Reuters