ABC

Makanan Berkadar lemak Tinggi Picu Makan Berlebihan

Mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi bisa menyebabkan Anda secara tidak sengaja mengatur ulang selera Anda dan mengarahkan diri Anda untuk makan berlebihan. Demikian kata seorang peneliti di Universitas Deakin.

Ketika orang mengkonsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi, ternyata sensitivitas mereka terhadap lemak menjadi berkurang. Itu artinya mereka akan mengkonsumsi lebih banyak lemak untuk memuaskan selera makan mereka.
 
Saat ini para peneliti mengklaim mereka telah menemukan cara untuk mengubah ambang batas seseorang untuk mencicipi lemak.
 
Profesor Russell Keast dari Pusat Ilmu Sensori Universitas Deakin mengatakan ketika seseorang memiliki lemak yang tinggi dan kelebihan berat badan, maka mereka akan menjadi kurang sensitif terhadap rasa lemak.
 
Dalam studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal internasional Obesity, 53 orang yang menderita kelebihan berat badan dan obesitas diminta menjalani diet penurunan berat badan selama enam minggu.
 
Beberapa dari peserta diberi diet rendah lemak, di mana kurang dari 25 persen dari total kalori mereka berasal dari lemak.
 
Yang lainnya menjalani diet porsi terkontrol, di mana kalori mereka dikurangi, tetapi 33 persen dari asupan mereka berasal dari lemak.
 
Kedua kelompok peserta ini kehilangan berat badan dalam jumlah yang kurang lebih sama selama enam minggu.
 
Tapi hanya orang-orang yang mengkonsumsi diet rendah lemak saja yang mampu meningkat sensitivitasnya terhadap lemak, serta memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi lemak dalam makanan.
 
"Ini beberapa bentuk penyetelan ulang atau adaptasi dari indera," kata Least Profesor.
 
"Ketika kami sampai ke tingkat di mana kita benar-benar dapat mengidentifikasi rasa lemak, itu sebenarnya sangat menyenangkan.
 
Profesor Least mengatakan apa yang peneliti ukur di mulut juga tercermin didalam usus.
 
"Jika Anda memerlukan konsentrasi tinggi untuk dapat mengidentifikasi lemak di rongga mulut, hal yang sama terjadi di usus Anda," katanya.
 
Jika gizi "tak terlihat" bagi selera dan usus, maka orang akan sulit untuk merasa puas dan kenyang setelah makan.
 
"Dan ini adalah bagian terbesar yang mendorong orang berhenti makan," kata Least Profesor.
 
"Salah satu masalah yang terjadi dengan upaya diet adalah keberlanjutannya dalam jangka panjang.
 
"Apa yang kita sedang teliti adalah strategi untuk meningkatkan sensitivitas terhadap diet rendah lemak, dan kemudian mempertahankan aktivasi reseptor-reseptor lemak dalam tingkat tinggi."
 
Tim Deakin University kini juga tengah mempelajari apakah faktor genetika memainkan peran dalam membentuk kemampuan untuk merasakan lemak ataukah hanya ditentukan oleh asupan makanan saja.
 
Peneliti Deakin,  Andrew Costanzo mengatakan ini merupakan bagian dari studi yang tengah mereka lakukan terhadap anak kembar.
 
Penelitian genetika ini baru akan selesai pada akhir tahun ini.