Mahasiswa Indonesia Jadi Presiden Dewan Mahasiswa Internasional Australia
Seorang lagi mahasiswa asal Indonesia menunjukkan potensinya di Australia. Mustika Indah (Nina) Khairina, mahasiswi di Monash University, terpilih sebagai Presiden Dewan Mahasiswa Internasional Australia dalam pertemuan tahunan di Melbourne belum lama ini.
Dewan Mahasiswa Internasional Australia atau Council of International Students Australia (CISA) adalah badan perwakilan tertinggi organisasi mahasiswa tingkat nasional untuk mahasiswa internasional yang belajar di tingkat pascasarjana, sarjana, pendidikan teknik lanjutan (TAFE), Program Intensif Bahasa Inggris (ELICOS) dan foundation level di Australia.
Menurut keterangan Nina Khairina kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia L. Sastra Wijaya, CISA ini dibentuk pada tahun 2010 karena saat itu tidak ada badan perwakilan nasional yang resmi dan kredibel untuk melakukan advokasi atas nama siswa/ mahasiswa internasional.
Visi CISA adalah “memperoleh pengakuan dari masyarakat lokal, nasional dan internasional sebagai badan yang mewakili kepentingan siswa internasional di Australia”.
Nina Khairina (kedua dari kanan) ketika menghadiri pertemuan CISA di Melbourne.
Menurut Nina yang sekarang sedang menempuh tahun ketiga Bachelor of Arts di Monash tersebut, pada awalnya dia tidak tertarik untuk mencalonkan diri sebagai Presiden CISA dalam pemilihan hari Rabu, 8 Juli lalu.
"Pada awalnya saya tidak tertarik dan memiliki prioritas lain untuk saya lakukan," katanya.
"Namun setelah dijelaskan dan akhirnya memperoleh keyakinan bahwa melalui CISA saya dapat mengaktualisasikan gagasan dan cita-cita saya serta mendapat dukungan dari banyak pihak, saya pun akhirnya setuju untuk maju," tambah Nina.
Ditambahkannya, dalam proses pemiilihan pengurus CISA tahun ini, kompetisi antarkandidat lebih ketat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk posisi Presiden Nasional misalnya, pada pertemuan tahunan sebelumnya hanya ada 1 calon. Bahkan untuk beberapa posisi lainnya tidak ada yang mendaftar. Namun pada AGM kali ini, untuk posisi presiden terdapat 4 kandidat," lanjut Nina yang sebelum ke Australia ini menamatkan pendidikan sekolah menengahnya di Singapura.
Dijelaskan, sebelum pemilihan setiap kandidat wajib menyampaikan pidato terkait visi dan misinya, dilanjutkan oleh sesi tanya-jawab secara terbuka. Pemilihan dilakukan dengan cara tertutup.
"Saya tidak tahu kenapa saya terpilih. Yang pasti, selama ini saya cukup aktif melakukan diskusi dengan beberapa pihak untuk membahas sejumlah isu penting terkait mahasiswa internasional dalam posisi saya sebagai Presiden Mahasiswa Internasional Monash University. Mungkin mereka tertarik dengan gagasan saya," katanya.
Mustika Indah Khairina. (Foto: istimewa/MUISS)
Dalam kepengurusannya selama setahun ke depan, Nina Khairina mengatakan bahwa dia akan berusaha agar suara mahasiswa internasional lebih didengar di Australia.
"Fungsi utama CISA adalah melakukan advokasi untuk kepentingan seluruh siswa/mahasiswa Internasional di Australia," katanya.
"Setiap ada kebijakan pemerintah di Australia di bidang pendidikan, kami akan berusaha untuk mencari masukan dari berbagai organisasi yang memiliki kepedulian terhadap siswa/mahasiswa asing. Respon yang telah dilakukan CISA tersebut selanjutnya disosialisasikan kepada para stakeholders," demikian dikatakan Nina Khairina.