ABC

Mahasiswa Indonesia di Perth Salurkan Beasiswa ke Tanah Air

Keterbatasan biaya sering menjadi kendala anak Indonesia untuk dapat melanjutkan pendidikannya. CIMSA yang merupakan gabungan mahasiswa Indonesia di Curtin University di Perh (Australia Barat) melalui program beasiswa mencoba menjembatani asa anak Indonesia seperti ditulis Joni Adiansyah berikut ini.

Pendidikan adalah salah satu pilar kejayaan suatu bangsa, semangat inilah yang melatar belakangi Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA) untuk meluncurkan program beasiswa.

CIMSA yang merupakan organisasi (club) di bawah naungan GUILD Curtin University masih terbilang sangat muda, organisasi ini telah dinahkodai oleh 3 orang (Presiden) terdaftar di GUILD pada tahun 2013.

Namun bukan berarti umur yang masih mudah menghalangi kami untuk memberikan warna kepada ibu pertiwi. Berbagi adalah satu jargon yang digunakan oleh kepengurusan CIMSA 2015-2016 dan salah satu aplikasinya adalah melalui program beasiswa.

Kabinet CIMSA Berbagi yang merupakan kombinasi Mahasiswa S2 dan S3 di Curtin University, Australia Barat (Foto: Akhdian Repawalli)
Kabinet CIMSA Berbagi yang merupakan kombinasi Mahasiswa S2 dan S3 di Curtin University, Australia Barat (Foto: Akhdian Repawalli)

Dalam masa tiga tahun kepengurusan CIMSA, program beasiswa juga mengalami beberapa perbaikan-perbaikan sesuai dengan kondisi terkini.

Jika pada awal peluncurannya beasiswa ini hanya ditujukan untuk membantu anak-anak yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka, namun seiring dengan waktu ternyata didapati bahwa banyak kebutuhan (need) lainnya yang dirasa lebih penting oleh para pengusul beasiswa antara lain buku, SPP, akomodasi, dan baju sekolah.

Ternyata untuk kelancaran studi mereka maka ketersediaan kebutuhan tersebut sangatlah penting.

Saya jadi bermimpi adanya semacam ‘Good Sammy’ ala Indonesia di setiap daerah yang bertugas menampung dan menyalurkan berbagai kebutuhan tersebut.

Keberadaan ‘Good Sammy’ semacam di Australia juga bisa digunakan sebagai pengumpul dana yang bisa digunakan untuk mengurangi jumlah anak Indonesia yang tidak bersekolah, jika mengacu ke laporan tahunan UNICEF 2012 maka angka ini mencapai 2,3 Juta anak usia 7-15 Tahun.

Tingginya keinginan agar terpenuhinya kebutuhan untuk kelancaran belajar tersebut terindikasi dari tingginya jumlah aplikasi beasiswa yang masuk.

Reananda Hidayat selaku ketua panitia seleksi entah terkejut, senang, atau cemas karena menerima begitu banyak email aplikasi beasiswa mengirimkan pesan ke saya bahwa “google curiga nih dengan traffic email CIMSA pak tuturnya”.

Melakukan seleksi terhadap ratusan aplikasi membuat Kementerian Pendidikan dan Kajian CIMSA harus mengatur strategi agar semua aplikasi bisa dinilai dengan layak.

Bisa dibayangkan  panitia seleksi total menerima 215 aplikasi beasiswa untuk Gelombang Pertama Tahun 2016.

Aplikasi datang dari berbagai daerah di Indonesia antara lain Palembang, Jawa Tengah, Jawa Timur, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.

Berdasarkan kriteria seleksi yang telah ditentukan maka diambil 23 penerima beasiswa yang memiliki total nilai tertinggi.

Mereka yang terpilih berasala dari berbagai daerah di Indonesia yaitu  Bile Kedit Lombok Barat, Pabean Sidoarjo, Palopo Sulawesi Selatan, Gorontalo, Kaimana Papua Barat, Ponjong Yogjakarta, Kudus Jawa Tengah, dan Palembang Sumatera Selatan.

Keinginan kami tentunya bisa memberikan beasiswa kepada semua pelamar beasiswa namun alokasi dana yang membatasi hal tersebut. Dana beasiswa didapatkan dari kegiatan fund raising CIMSA antara lain melalui program: angkringan bulanan, bakso Ade, kalender CIMSA dan lain-lain.

Selain dukungan individu/organisasi masyarakat Indonesia yang tergerak berbagi melalui program beasiswa CIMSA.

Salah satu individu masyarakat Indonesia yang selalu setia mendukung program ini bahkan mengirimkan pesan khusus saat menerima kabar penyaluran beasiswa tahap pertama ini: “Air mata penuh rasa syukur dan doa mengiringi ketika membaca pesanmu di wa pagi ini, terima kasih CIMSA yang telah mengizinkan saya untuk ikut berladang di kebunNYA”.

Beberapa wajah bahagia penerima beasiswa CIMSA Gelombang 1 Tahun 2016
Beberapa wajah bahagia penerima beasiswa CIMSA Gelombang 1 Tahun 2016

Kebahagiaan yang dirasakan oleh penerima beasiswa CIMSA dirasakan pula oleh semua yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung, salah satu guru bahkan mengirimkan pesan yang membuat kami semakin yakin bahwa anak-anak Indonesia butuh dukungan kita untuk memperlancar pendidikan mereka, pesan tersebut: “..Besar harapan kami terhadap CIMSA sehingga anak-anak dapat tenang belajar tanpa harus buru-buru pulang karena harus bantu orang tua mencari rumput untuk dijual, berjualan roti bakar atau chicken…”.

Sebuah pesan yang menggambarkan realita kondisi yang harus dihadapi oleh sebagian anak Indonesia yang kurang beruntung saat ini.

Apa yang dilakukan CIMSA melalui program beasiswa adalah untuk membangkitkan asa-asa anak Indonesia agar dapat menjalani pendidikannya dengan baik. Masih banyak anak Indonesia yang membutuhkan uluran tangan kita.

*Tulisan ini merupakan pendapat pribadi. Joni Safaat Adiansyah adalah penerima beasiswa DIKTI, mahasiwa PhD bidang Sustainable Engineering di Curtin University, tercatat sebagai Presiden CIMSA periode 2015-2016. Website: www.mycimsa.org