ABC

Mahasiswa Australia Kembali Ke SMA Ajak Pelajar Gemari Sains

Program pendampingan di negara bagian Victoria, Australia, mengajak mahasiswa yang belajar sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) masuk ke SMA dengan harapan agar menginspirasi pelajar untuk mengikuti jejak mereka.

Saati, siswa kelas 9 di kelas sains Sekolah Menengah Thomastown, menggunakan kelereng, batu bata dan luncuran kayu untuk melakukan serangkaian percobaan mengukur kecepatan dan percepatan. Sementara mahasiswa teknik perangkat lunak, Rong “Lori” Lu, berpindah-pindah, menawarkan bantuan dan mengajukan pertanyaan.

“Ketika saya bicara dengan anak-anak, saya selalu mencoba untuk membicarakan apa yang saya lakukan di universitas,” kata Lu.

“Dan saya juga selalu bertanya kepada mereka, ‘Apa ketertarikanmu? Apa yang ingin kamu lakukan setelah masuk universitas?’.”

Nabaa Al Gburi, Rowenna Kalimba dan Keharn Hudson menggunakan kalkulator dan kertas kerja dan Lori Lu memperhatikan.
Nabaa Al Gburi, Rowenna Kalimba dan Keharn Hudson menghitung hasil eksperimen mereka.

ABC News: Kim Jirik

Lu adalah mentor untuk program In2science, yang menempatkan mahasiswa dari disiplin STEM untuk masuk ke sejumlah sekolah menengah sosio-ekonomi rendah di Victoria.

Seorang guru bernama Shobie Doraisingam tampaknya senang dengan bantuan tambahan itu.

Dia mengatakan ketika kelas 7 dan 8 menunjukkan antusiasme sains, minat mereka cenderung menyusut pada kelas 9 dan 10.

“Saya pikir anak-anak membutuhkan lebih banyak dorongan pada tingkat 9/10. Di situlah mereka cenderung jatuh sedikit, karena rasa ingin tahu mereka turun,” kata Doraisingam.

“Jadi, ketika kami memiliki seseorang dari universitas masuk ke kelas dan berkata, ‘Inilah yang saya lakukan di universitas’, [anak-anak berkata], ‘Oh, begitu? Saya tidak tahu kamu bisa melakukan itu’.”

Dilihat dari komentar beberapa siswa, Lu, yang saat ini sedang magang sebagai perancang pengalaman pengguna atau user experience designer, merasakan dampaknya.

Siswa kelas 9 Rowenna Kalimba melakukan perkemahan STEM selama liburan sekolah terakhir.

“Kami melakukan pengkodean dan analisis data [di perkemahan] – saya belum pernah melakukan itui sebelumnya, jadi sangat menarik,” kata Rowenna.

Meskipun tidak ada siswa yang mengakui sains sebagai pelajaran favorit mereka, beberapa di antaranya sekarang melihat masa depan di bidang STEM.

“[Mengenal Lori] membuat saya berpikir kalau universitas bisa menjadi pilihan untuk dijalani nanti,” kata teman sekelas Rowenna, Keharn Hudson.

“Hal-hal yang dia lakukan [di universitas] keren, jadi saya pikir mungkin [saya bisa] mencoba sesuatu seperti itu.

Dua siwa dan Lori Lu melihat Keharn Hudson melepaskan kelereng di atas luncuran kayu di luar kelas.
Siswa kelas 9 Keharn Hudson mengatakan ia mempertimbangkan untuk masuk universitas setelah mendengar pengalaman Lori.

ABC News: Kim Jirik

Memecahkan stereotip

Direktur Program In2science, Megan Mundy, mengatakan, mendorong lebih banyak orang muda untuk menaruh perhatian pada bidang STEM juga melibatkan pemecahan stereotip.

“Biasanya, [siswa sekolah membayangkan seorang ilmuwan sebagai] pria tua dengan rambut putih berantakan dengan jas lab,” kata Mundy.

Mundy mengatakan menempatkan mentor mahasiswa di sekolah menengah melalui program In2science adalah cara untuk menantang persepsi tersebut.

Karena lebih banyak siswa Australia berpaling dari STEM, tim di belakang In2science berharap para mentor akan mendorong siswa sekolah untuk mempertimbangkan masa depan dari disiplin ilmu tersebut.

Mundy mengatakan sangat penting untuk memberi kesempatan bagi siswa di sekolah sosio-ekonomi rendah.

“Mempelajari bidang STEM memberi Anda keterampilan yang membuat Anda sangat bisa dipekerjakan, dan ada bukti jelas siswa dari latar belakang SES [status sosio-ekonomi] yang lebih rendah tidak baik dalam matematika,” kata dia.

“Jika siswa dengan SES rendah tidak berkinerja baik dalam mata pelajaran STEM, maka itu akan membuat mereka berpotensi kurang dipekerjakan di masa depan.”

Ketua In2science, mantan Perdana Menteri Victoria John Brumby, khawatir jika minat terhadap subyek STEM tidak pulih, Australia akan kehilangan daya saingnya di kawasan.

“Jika Anda melihat kinerja Australia dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, terutama di kawasan kami … kinerja kami jalan di tempat,” kata Brumby.

“Ada banyak manfaat baik untuk umum dari investasi dalam penelitian sains dan medis, dan jika Anda menginginkan keuntungan tersebut, Anda harus memiliki lebih banyak siswa di tingkat sekolah yang memelajari matematika dan sains dan biologi dan kimia dan sebagainya.”

Kesempatan pertukaran budaya

Lori Lu adalah seorang pelajar internasional dari Wuxi, sebuah kota dekat Shanghai, China.

Dia mengatakan dia juga berharap bisa belajar lebih banyak tentang Australia melalui program In2science.

“Saya ingin tahu lebih banyak tentang budaya Australia sendiri,” kata Lu.

“Saya pikir ini adalah kesempatan bagus untuk berbicara dengan anak-anak, karena anak-anak lebih terbuka daripada orang tua, jadi mereka sangat mau untuk berbicara dengan Anda tentang diri mereka.”

Rowenna Kalimba dan Lori Lu berbicara di depan di luar kelas.
Setelah bertemu mahasiswa teknik perangkat lunak Lori Lu, siswa kelas 9 Rowenna Kalimba kini mempertimbangkan masa depannya di bidang STEM.

ABC News: Kim Jirik

Mundy mengatakan program ini menarik sejumlah mahasiswa internasional yang ingin terlibat dengan orang Australia.

“Banyak dari mereka ingin melihat seperti apa sekolah Australia,” kata dia.

“Banyak dari mereka menginginkan pengalaman budaya yang berbeda, dan mereka juga ingin mempraktikkan bahasa Inggris.”

Dia mengatakan keterlibatan mahasiswa internasional juga membantu untuk memecah stereotip tentang ilmuwan.

Meski tertarik untuk belajar lebih banyak tentang Australia, Lu mengatakan tujuan utamanya dalam program ini adalah untuk menginspirasi siswa melihat potensinya.

“Saya ingin mereka tahu kalau mereka memiliki kemampuan untuk melakukan sains, dan mereka harus merasa yakin akan kemampuan mereka untuk melakukan itu,” kata dia.

Semua orang punya kemampuan

Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini