ABC

Luas Es Laut di Kutub Selatan Capai Rekor Tertinggi selama 35 Tahun

Para peneliti di Kutub Selatan telah mengungkapkan adanya rekor baru atas luas es laut di sana, sejak 35 tahun terakhir.

Gambar satelit menunjukkan area seluas 20 juta kilometer persegi yang tertutup es laut di sekitar Kutub Selatan.

Jan Lieser dari Pusat Penelitian Iklim dan Ekosistem Kutub Selatan menyebut, penemuan tersebut baru diketahui 2 hari lalu.

“Tiga Puluh Lima tahun lalu, satelit pertama yang ada, yang memberitahu kita area es laut, 2 dimensi, apa yang terekam dan kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya, area seluas ini. Kira-kira ini berukuran dua kali lipat benua Kutub Selatan dan sekitar 3-4 kali lipat luas Australia,” jelasnya.

Sebuah area seluas 3 kali lipat ukuran Australia, di Kutub Selatan, kini tertutup es laut. (Foto: British Antarctic Survey)

 

Tiap tahun, pembentukan es laut di sekitar Kutub Selatan adalah salah satu peristiwa musiman terbesar yang terjadi di Bumi.

Es tersebut dihasilkan oleh apa yang disebut para ilmuwan sebagai ‘pabrik es laut’ atau ‘polynias’, area di permukaan samudera di mana pola arus dan angin bersatu untuk menghasilkan es laut.

“Segera setelah es laut diproduksi di penghasil ‘polynias’ ini, sebenarnya itu telah dipindahkan dari sana sehingga lebih banyak es laut yang bisa diproduksi,” ujar Dr. Jan.

Saat area yang tertutup es laut meluas, para ilmuwan mengatakan, es di Kutub Selatan, yang tak berada di atas lautan, terus berkurang.

Direktur Utama Pusat Penelitian Iklim dan Ekosistem Antartika, Tony Worby, mengungkapkan, atmosfer yang menghangat mengarah ke cakupan es laut yang lebih besar dengan pola angin yang berubah.

“Perluasan es laut disebabkan oleh angin di sekitar Antartika, dan kami yakin mereka bertambah kuat dan sebagiannya adalah penipisan ozon,” tuturnya.

Ia menuturkan, perubahan terhadap level es laut bisa berdampak pada keseluruhan ekosistem Kutub Selatan.

“Es laut ini adalah habitat yang sangat penting bagi udang kecil beserta reproduksinya dan itu merupakan salah satu bahan makanan utama dari banyak spesies di Kutub Selatan,” ungkapnya.

Sementara ekositem Kutub Selatan bersiap untuk perubahan, pusat penelitian Kutub Selatan juga harus bersaing dengan kondisi berbahaya di bulan-bulan mendatang.