ABC

Lowongan Kerja Toko Operator Seluler Sydney Dianggap Rasis

Salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Australia, ‘Optus’ telah melakukan penyelidikan internal, setelah iklan pekerjaan yang mencari calon pekerja berkulit putih di salah satu tokonya di Sydney. Lowongan ini diunggah secara online.

Iklan untuk menjadi pegawai ritel ini muncul di situs pencari kerja ‘Seek’, Kamis sore (12/04/2018). Dituliskan calon pekerja yang berketurunan ‘Anglo Saxon’ atau kulit putih lebih disukai.

Tapi kemudian Optus telah menarik iklan yang mencari pekerja untuk tokonya di kawasan Neutral Bay itu.

ABC News telah mencoba menghubungi Optus, setelah iklan tersebut beredar di Twitter.

Skip Twitter Tweet

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

Wakil Presiden urusan Sumber Daya Manusia Optus Vaughan Paul mengatakan perusahaannya telah melakukan penyelidikan internal mengenai munculnya iklan itu.

Ia mengatakan mereka yang terlibat akan menghadapi tindakan disipliner.

“Insiden ini tidak dapat diterima dan tidak mencerminkan nilai-nilai Optus soal keragaman dan inklusi,” kata Vaughan.

“Kesalahan ini jelas melanggar standar periklanan serta komitmen kami bagi kesetaraan mendapat kesempatan kerja. Optus dengan bangga mendukung keragaman dan mempekerjakan staf yang mewakili lebih dari 70 kebangsaan.”

Pengguna Twitter Catherine Snelson yang melihat iklan itu, mengunggahnya dengan ditujukan ke akun Twitter Optus dan Seek dengan tulisan, “apa yang ada di pikiran mereka?”

Pengguna lainnya, Edward Miller menulis, “Ini tidak baik.”

Optus membalas keduanya dengan mengatakan iklan yang menyinggung tersebut telah dihapus.

A job ad posted by Optus online.

Pengguna Twitter @MakMayek, seorang pelanggan setia Optus selama 14 tahun mengatakan ia bisa saja beralih ke penyedia jaringan lain.

“Dengan ini saya menyerukan warga Australia non-Anglo-Saxon lainnya untuk segera memboikot @Optus,” tulisnya di Twitter.

Pengguna Twitter lainnya mengatakan “kita tidak lagi hidup di tahun 40-an”.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di ABC Australia.