ABC

Lowongan di Industri Pertambangan di Australia Barat Meningkat

Jumlah pekerjaan yang diiklankan untuk insinyur pertambangan di Australia Barat telah meningkat hampir dua kali lipat dalam 12 bulan terakhir. Kondisi ini menandakan apa yang dikatakan oleh para pemimpin industri sebagai peningkatan aktivitas sumber daya.

Perubahan tersebut terjadi setelah beberapa tahun banyak komoditas dari sektor pertambangan mengalami penurunan dan menjadikan pekerjaan untuk insinyur, ahli geologi dan lainnya seringkali langka.

Menurut organisasi Engineers Australia -lembaga induk profesi insinyur pertambangan di Australia, titik terendah selama dekade terakhir untuk pekerjaan teknik pertambangan terjadi pada bulan April 2016, ketika hanya ada 101 lowongan yang tercatat untuk periode bulan tersebut.

Namun demikian, laporan terbaru dari Engineers Australia, ‘Engine Vacancies’, menunjukkan jumlah posisi lowong pada posisi insinyur pertambangan melonjak menjadi 188 pada bulan April 2017.

Insinyur pertambangan asal Perth, Richard Jance adalah salah satu pekerja di sektor sumber daya yang mendapatkan keuntungan dari perputaran nyata di bidang pertambangan.

Selama tahun-tahun ‘boomingnya’ sektor pertambangan, perusahaan perekrut tenaga kerja akan menggedor-gedor pintunya dengan tawaran pekerjaan yang menguntungkan, tapi situasi seperti itu menghilang dua setengah tahun lalu saat dia diberhentikan.

“Benar-benar tidak ada tawaran pekerjaan sama sekali, ada jurang maut di akhir cerita ‘booming’ itu. Saya tidak bisa menggambarkan betapa tidak nyamannya situasi seperti itu,” kata Jance.

Dia dipaksa untuk mengambil tunjangan pengangguran, melakukan pekerjaan yang tidak biasa untuk membayar tagihan dan bahkan mulai melakukan pelatihan lagi di luar profesinya sebagai bandar taruhan, dengan memanfaatkan kemampuan matematika mental dan kemampuan untuk mengingat angka 16 digit.

Richard Jance
Richard Jance saat ini bekerja di SNC-Lavalin.

Supplied

Jam kerjanya sangat melelahkan, tapi kemudian Richard Jance secara tiba-tiba kembali mendapat tawaran untuk kembali bekerja di industri pertambangan.

“Cukup mengejutkan, agen mulai menghubungi saya untuk beberapa pekerjaan lagi,” katanya.

Di perusahaan tempat Jance sekarang bekerja, sebuah firma konstruksi teknik SNC-Lavalin, ada tanda-tanda serupa dari sebuah uptick dalam siklus pertambangan.

General manager pertambangan dan metalurgi, Andrew Curtis memperkirakan dari jumlah staf terbanyak di bagiannya yakni sebanyak 400 orang staf pada tahun-tahun ‘booming’ industri pertambangan, jumlahnya turun menjadi kurang dari 20 orang selama periode jatuhnya industri pertambangan Australia, namun kini jumlah staf dibagiannya kembali meningkat ke level 60 dan masin terus meningkat.

“Apa yang kita lihat sekarang bukan klien yang melakukan studi demi studi saja, mereka benar-benar mengikuti studi sampai eksekusi,” kata Curtis.

“Kami punya sejumlah klien saat ini dan dua klien yang sekarang telah kami pilih untuk masuk ke fase berikutnya.

“Itu berarti kita memiliki kepercayaan dalam proses perekrutan kami, jadi di masa lalu itu hanya mencoba untuk melanjutkan dan terus beroperasi dan melakukan penghematan sebisa mungkin, tapi yang sekarang kita lihat adalah peluang pertumbuhan.”

Katanya komoditas tembaga, nikel, litium, grafit, dan emas saat ini semuanya kondisinya baik-baik saja.

Lebih banyak investasi di sektor ini

Kepala Eksekutif Perusahaan Pertambangan dan Eksplorasi, Simon Bennison mengatakan ada lebih banyak investasi di sektor pertambangan Australia.

“Anda melihat sedikit aktivitas dalam fase merger dan akuisisi, terutama dalam situasi emas, di mana lagi Anda melihat perusahaan membeli ke operasi yang lebih kecil untuk mendapatkannya melalui tahap pengembangan dan produksi,” kata Bennison.

“Saya pikir perkembangan ini menciptakan peluang bagi insinyur pertambangan dan pekerjaan lainnya seperti manajer pertambangan dan sebagainya, yang terkait dengan fase transisi tersebut menjadi produksi.”

Sementara permintaan untuk insinyur pertambangan telah meningkat, manajer umum Engineers Australia WA Susan Kreemer Pickford mengatakan bahwa permintaan itu masih belum mencapai titik tertinggi tahun 2008 dan 2012.

“Pada puncaknya di bulan Agustus 2012 ada 1.123 lowongan yang tercatat untuk insinyur pertambangan,” katanya.

Ada prediksi kalau kekurangan insinyur pertambangan saat ini akan kembali tumbuh.

Profesor Sam Spearing dari Fakultas Pertambangan Curtin University mengatakan ada penurunan sebesar 30 persen dalam pendaftaran di fakultasnya selama dua tahun terakhir, sebagian karena laporan media mengenai kemunduran sektor pertambangan.

“Kami mungkin akan mengalami kekurangan saat ini, seiring dengan kami melangkah maju, karena seperti yang saya katakan, ada pemberitaan yang buruk mengenai kemunduran di sektor ini, yang menurut saya konyol,” katanya.

Dia juga menghubungkannya dengan keputusan Pemerintah tahun lalu untuk mengambil pertambangan, metalurgi dan minyak dari daftar pekerjaan keterampilan, yang berarti mahasiswa asing tidak dapat mengajukan permohonan untuk tinggal permanen setelah melakukan kursus.

Diterbitkan pukul 19:00 WIB, 13/6/2017 oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.