ABC

Llewelylin Jones Sudah 50 Tahun Jadi Sinterklas di Australia

Menjadi Sinterkelas di Australia perlu melalui pemeriksaan sebelum bekerja dengan anak-anak. Mereka pun tidak hanya menggunakan kostum yang cukup tebal untuk musim panas di Australia, tetapi perlu tahu bahasa tubuh dan pertanyaan anak-anak yang seringkali sulit dijawab.

Sudah lebih dari 50 tahun, Lleweylln Jones menjadi Sinterklas menjelang Natal di sejumlah toko-toko di Mount Gambier dan Adelaide, Australia Selatan.

Ia pertama kali menjadi menggenakan pakaian merah ala Santa saat usianya masih berusia 14 tahun. Saat itu ia membagi-bagikan susu di sebuah supermarket di kota kecil Mount Gambier.

"Dulu saya kekar," ujarnya sambil menunjuk perutnya yang kini buncit.

Sejak 'penampilannya' sebagai Sinterkelas, ia kemudia semakin sering muncul di sejumlah parade Natal, dan bahkan dipanggil oleh beberapa orang tua untuk membangunkan anak-anak mereka di pagi hari pada hari Natal.

9 dari 10 anak-anak di Australia cinta Sinterklas kata  Jones. Foto: ABC Local, Kate Hill.

Jones mengerjakan pekerjaan musimannya sebagai Sinterkelas dengan serius. Alasannya karena ia ingin menjaga tradisi menyenangkan ini terus ada bagi anak-anak.

"Ini bagaikan misteri, ya kan? Karenanya harus dilakukan sebaik mungkin, kalau tidak mau, ya tinggalkan," ujar Jones.

Jones mengaku butuh sekitar 20 menit untuk memakai kostum Sinterkelasnya. Seperti layaknya Clark Kent, tokoh Superman, ia masuk ke dalam kamar mandi, berganti pakaian, kemudian muncul sebagai Sinterkelas.

Bajunya adalah semacam jaket berbahan beludru warna merah dengan bulu-bulu putih, tidak ketinggalan jenggot putih. Ia mengaku memiliki 10 kostum Sinterkelas di lemari bajunya di rumah.

Kemudian ia duduk di singgasananya, sekitar tiga jam. Tentu ada pengalaman saat berinteraksi dengan anak-anak.

"Terkena cairan adalah resiko pekerjaan," kata Jones yang mengaku pernah terkena air besar dan muntah, dan seringkali juga kotoran hidung dengan bersin.

Kadang beberapa orang tua merasa jijik, tetapi Jones mengatakan pada mereka bahwa ini adalah bagian momentum dari seorang Sinterkelas.

Jones jadi salah satu orang yang menjadi Sinterkelas paling lama di Australia. Foto: ABC Local, Kate Hill.

Jones juga mengaku ia bisa menangani 9 dari 10 anak-anak, pengalamannya mengajarkan bagaimana berurusan dengan anak-anak yang ketakutan.

"Alasan mengapa mereka kecewa karena orang tua mereka yang mengatakan, 'Sinterkelas tidak akan datang tahun ini' atau 'kamu tidak akan dapat banyak hadiah tahun ini'," ujarnya.

Tetapi setelah bertahun-tahun mempelajari bahasa tubuh anak-anak, ia belajar beberapa rahasia bagimana mengubah situasi yang sulit bersama anak-anak, misalnya saling bertepuk tangan dengan lima jari, kontak mata, dan berbicara dengan mereka, layaknya teman. 

Sementara itu, pertanyaan yang paling sering diajukan oleh anak-anak adalah 'bagaimana bisa berkeliling dunia dalam satu malam?'

Jawabannya adalah karena adanya garis penanggalan internasional, sehingga ia bisa merayakan Natal dua kali.

Tak hanya itu, urusan hadiah pun kadang membinggungkan Jones.

Beruntung ia memiliki tiga anak, yang masing-masing berusia 17, 13, dan lima tahun. Mereka seringkali memberitahu mainan dan gadget terbaru yang pas untuk anak-anak.

Menjadi Sinterkelas di Australia membutuhkan banyak persyaratan. Salah satunya adalah sudah melalui pemeriksaan untuk bisa bekerja dengan anak-anak.

Kini pun ada peraturan kalau anak-anak tidak boleh lagi duduk di pangkuan Sinterkelas, tetapi duduk di sebelahnya.

"Yang diperbolehkan hanya bagi bayi berusia sembilan tahun," ujar Jones.

Kedua tangan Sinterkelas pun harus kelihatan, saat anak-anak sedang bersama Sinterkelas. Memeluk anak-anak masih diperbolehkan, asalkan tubuhnya menjauh dan tidak mengarah ke tubuh anak-anak.

Jones mengaku semua persiapan dan kerja kerasnya memuaskan saat melihat anak-anak terlihat girang dan mengantri untuk bertemu dengannya.