Lima Hari Berturut-turut di Melbourne Tanpa Kasus Corona, Apa Selanjutnya?
Negara bagian Victoria dengan ibukota Melbourne terus mencatat kemajuan dalam menangani pandemi virus corona, setelah lima hari berturut-turut tidak ada laporan penularan baru dan kematian.
Angka rata-rata kasus di Melbourne dalam 14 hari terakhir adalah 1,7 kasus.
Sementara rata-rata kasus di kawasan regional Victoria adalah nol, dan ini yang membuat negara bagian New South Wales memutuskan akan membuka perbatasan dengan Victoria mulai 23 November.
Walau sudah tidak lagi ada kasus COVID-19 selama lima hari, Premier Daniel Andrews mengatakan situasi secara umum masih “rawan” dan meminta warga tetap mematuhi protokol kesehatan.
Hari Selasa (3/11/2020) adalah hari libur di Victoria untuk merayakan pacuan kuda Melbourne Cup, meski warga tidak diperbolehkan datang menonton seperti tahun-tahun sebelumnya.
Namun di berbagai tempat umum terlihat kerumunan warga menikmati hari yang cerah dengan suhu mencapai 29 derajat Celcius.
“Kita harus membangun ini bersama-sama,” kata Daniel Andrews.
Perbatasan NSW – Victoria akan dibuka
Kalau di Victoria tidak ada kasus baru, di negara bagian dengan penduduk terbesar New South Wales (NSW) hari Rabu (4/11/2020) dilaporkan adanya tiga kasus penularan lokal.
Semuanya sekarang sudah menjalani karantina dan sebelumya berhubungan dengan kasus positif lainnya.
Sementara itu dari mereka yang datang dari luar negeri ada enam kasus positif.
NSW dan Victoria adalah dua negara bagian dengan penduduk terbanyak di Australia dan Premier Gladys Berejeklian mengatakan perbatasan antar kedua negara bagian akan dibuka 23 November.
Premier Berejeklian mengatakan keputusan ini dibuat dengan berhati-hati dengan perkiraan Victoria sudah berhasil menekan penularan setelah menjalani lockdown selama 3 bulan.
“Selepas tengah malam 23 November, akan ada pergerakan bebas antara NSW dan Victoria.”
Pengumuman dikeluarkan sekarang sehingga masyarakat sudah bisa membuat perencanaan, memesan untuk berlibur atau mengunjungi keluarga.
Ratusan pengunjuk rasa ditahan di Melbourne
Sementara itu hari Selasa (3/11/2020), Polisi Victoria menahan lebih dari 400 orang yang menghadiri unjuk rasa ‘anti-lockdown’ di luar gedung Parlemen Victoria di pusat kota Melbourne.
Polisi menggunakan semprotan merica untuk membubarkan massa.
Polisi mengepung ratusan orang yang datang ke depan gedung Parlemen guna mencegah mereka untuk bergerak ke tempat lain.
Meski sudah ada pelonggaran pergerakan, para pengunjuk rasa meneriakkan kata-kata “freedom” atau kebebasan dan menyerukan pengunduran diri Premier Daniel Andrews.
Polisi Victoria mengatakan menahan 404 orang dan menjatuhkan denda terhadap 395 orang diantaranya.
Beberapa dikenai denda karena tidak mengenakan masker, yang lain karena melanggar aturan soal larangan bepergian lebih dari 25 km dari rumah dan yang lain karena melanggar aturan berkumpul.
Polisi mengatakan juga seorang polisi perempuan senior dibawa ke rumah sakit karena lengannya patah setelah melakukan penahanan.
Seruan agar warga tetap dites
Salah satu hal yang terus diserukan oleh Pemerintah Victoria adalah agar warga yang merasa kurang sehat untuk melakukan tes COVID-19.
Jumlah tes yang dilakukan di Victoria dalam 24 jam terakhir adalah 17.357.
"Saya yakin kalau kita berhasil menemukan adanya 31 kasus aktif yang kita ketahui, maka ada kasus lain di dalam masyarakat yang belum kita ketahui," kata Jeroen Weimar, kepala bagian pengetesan COVID-19 Victoria.
“Bisa saja mereka tidak ada gejala, atau tingkatnya rendah, mereka mungkin berhubungan, mungkin tidak berhubungan.
“Adalah tugas kami untuk tetap waspada.”
Sejauh ini korban meninggal di Victoria adalah 819 orang.
Diproduksi oleh Sastra Wijaya. Ikuti berita terkini dari Australia diĀ ABC Indonesia.