ABC

Lewat Terapi Seni, Penderita Alzheimer Bisa Terbantu

Sebuah program di Galeri Nasional Australia (NGA) membantu para penderita penyakit Alzheimer untuk meningkatkan kebugaran mereka, dan mengatasi pengucilan sosial. Program ini berbentuk terapi seni.

Penghuni Pusat Perawatan Lansia ‘Goodwin’ di Canberra tengah menjalani tur terapi seni di Galeri Nasional Australia. (Foto: dokumentasi penulis)
Bekerjasama dengan komunitas dan kelompok perawatan lansia, NGA menawarkan tur terapi seni, dan penghuni Pusat Perawatan Lansia ‘Goodwin’ di Canberra adalah peserta terakhir yang mengikuti program ini.

Para pendidik dan perawat memandu beberapa kelompok kecil di sekitar galeri selama tur mingguan ini, dan para peserta dimotivasi untuk mendiskusikan karya seni dan mencari inspirasi yang sesuai dengan pengalaman hidup mereka sendiri.

Sesi-sesi tersebut menolong para penderita demensia mengatasi pengucilan, yang seringkali menyebabkan hilangnya memori mereka secara cepat dan kebingungan.

Program seperti itu terbukti penting di saat populasi Australia semakin menua. Lembaga advokasi penderita Alzheimer dan demensia ‘Alzheimer’s Australia’ memperkirakan, lebih dari 1700 kasus baru demensia terdiagnosa setiap minggunya.

Robyn Boyd dari Pusat Perawatan Lansia ‘Goodwin’ mengatakan, tur terapi seni tersebut telah membuat perubahan pada diri para peserta.

“Ada pengurangan kecemasan dan kesusahan di dalam diri para penghuni yang hidup dengan demensia, serta ada pula peningkatan dalam keterlibatan sosial. Saya pikir ini memacu memori-memori dalam diri para penghuni dan kemudian kondisi ini memberi mereka peluang untuk mengekspresikan emosi serta memori itu dan terlibat dengan para penghuni lain dan juga pendidik,” jelas Robyn.

Ia mengatakan, tur seni itu sangat sesuai dengan pendekatan Pusat Perawatan ‘Goodwin’ dalam mengatasi demensia.

Koordinator program di NGA, Adriane Boag, menyebut, kerjasama yang terjalin dengan para perawat lansia tersebut tak terhingga nilainya bagi kesuksesan terapi seni.

“Kami bergantung pada pengetahuan mereka, kami bergantung pada keahlian para perawat. Galeri tak akan mampu menjalankan program ini sendiri tanpa adanya kerjasama. Para peserta mungkin tak dapat mengingat secara tepat mengapa mereka merasakan kebugaran tapi mereka tahu bahwa mereka merasa lebih tenang,” tutur Adriane.

Ia menguraikan, program Seni dan Alzheimer yang dijalankan NGA telah mengundang ketertarikan internasional sejak kemunculan perdananya pada tahun 2007, dan ia pun telah membagikan cerita suksesnya pada sejumlah konferensi di luar negeri.

“Program ini selalu bertujuan untuk mewujudkan keterlibatan sosial, stimulasi intelektual, pengurangan stigma pada penderita demensia serta untuk meningkatkan kewaspadaan komunitas. Program galeri kami adalah bagian dari gerakan internasional di bidang ini,” sebut Adriane.