ABC

Lewat Fashion Australia dan Indonesia Bisa Tingkatkan Kerjasama Lintas Sektor

Fashion sebaiknya tidak dinilai hanya sebatas koleksi pakaian. Jika dilihat secara menyeluruh, industri fashion melibatkan sektor manufaktur, ekonomi kreatif, finansial. Lewat fashion, Australia dan Indonesia bisa meningkatkan kerjasama lintas sektor.

Lewat Melbourne Fashion Festival yang digelar pada 16 hingga 23 Maret 2015 yang lalu, tercetus pemikiran bagaimana Australia dan Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri fashion di kedua negara.

Menurut Paul Ramadge, Direktur Australia Indonesia Centre, Indonesia memiliki banyak sentra produksi fashion yang cukup penting, seperti Bandung dan Solo. Sementara, Melbourne memiliki reputasi internasional sebagai salah satu ibu kota fashion di kawasan Asia Pasifik.

Paul menilai kekuatan indusrtri fashion yang dimiliki kedua negara ini bisa dimanfaatkan untuk keuntungan dua negara.

"Industri fashion di Indonesia dan Australia sama-sama memiliki desainer, manufaktur, peneliti, mentor, dan mereka yang mendukung secara finansial," ujar Ramadge kepada Erwin Renaldi dari ABC Internasional.

"Ditambah lagi keberadaan anak muda yang kreatif seringkali menjadi bagian dari industri fashion," tambahnya.

Menurutnya juga industri fashion adalah salah satu aspek kehidupan yang bisa menyatukan tidak hanya budaya, tapi juga warga.

"Pagelaran busana di kota-kota besar di dunia telah menarik para pembuat keputusan dari banyak sektor, tidak hanya industri fashion," jelas Paul.

Ada harapan industri fashion global bisa melibatkan usaha kecil menengah di Indonesia. Foto: Erwin Renaldi.

Hal yang sama pun dikemukakan oleh Andre Siregar, Konsul Jenderal RI untuk Kawasan Australia Utara. Menurut Andre, pagelaran busana memegang peranan penting untuk memperat hubungan Indonesia dan Australia di kalangan anak-anak muda.

"Lewat fashion, tidak hanya merefleksikan apresiasi terhadap dua budaya, tetapi juga menyatukan kesamaan minat dan selera antara warga di dua negara," kata Andre yang khusus datang ke Melbourne untuk menyaksikan pagelaran busana karya desainer muda Indonesia, Patrick Owen akhir pekan lalu.

"Kerjasama ekonomi yang kuat akan selalu menguntungkan dua negara," tambah Andre.  "Sangat penting bahwa hubungan antara warga dan komunitas bisnis di dua negara untuk bisa menjadi perekat dalam masa depan hubungan bilateral Indonesia dan Australia."

Svida Alisjahbana, CEO Femina Group; Laura Anderson, Direktur Melbourne Fashion Festival; Paul Ramadge, Direktur Australia Indonesia Centre. Foto: Australia Indonesia Centre.

Australia Indonesia Centre sendiri telah menyambut baik kerjasama yang dilakukan oleh Jakarta Fashion Week dan Melbourne Fashion Festival. Sejumlah desainer dari dua negara saling mengunjungi dalam pagelaran akbar fashion tersebut.

Tahun ini pun Australia Indonesia Centre bersama Virgin Australia Melbourne Fashion Festival memberikan penghargaan Young Indonesian Award kepada desainer muda berbakat asal Riau, Patrick Owen, sebesar $10,000 atau lebih dari Rp 100 juta. Patrick mendapat kesempatan untuk memamerkan karya rancangannya di Melbourne Fashion Festival.

"Rencananya, desainer-desainer muda Australia akan berkunjung ke Jakarta Fashion Week pada Oktober / November mendatang, dimana networking akan berlanjut," kata Ramadge.

Konjen RI di Kawasan Australia Utara, Andre Siregar (Kiri); Patrick Owen (Keempat dari Kiri); Konjen RI di Victoria, Dewi Savitri Wahab (kedua dari kanan). Foto: Australia Indonesia Centre.

Sementara itu Konsul Jenderal RI untuk negara bagian Victoria, Dewi Savitri Wahab berharap akan ada kerjasama nyata di industri fashion, sebagai dari kelanjutan partisipasi para desainer dua negara di pagelaran busana di Jakarta dan Melbourne. 

"Misalnya kerjasama desainernya, kain-kainnya, akses marketnya. Sekarang baru langkah awal, tapi kedepannya kita harus ada langkah-langkah agar kerjasama lintas sektor bisa kemudian diwujudkan," ujar Dewi.

"Fashion ini adalah masuk ke dalam sektor ekonomi kreatif, jadi memiliki peluang dan potensi besar. Dengan kedekatan secara geografis, Indonesia dan Australia harus bisa memanfaatkan ini," tambah Dewi yang juga berharap kedepannya industri fashion bisa merambah ke sektor usaha kecil menengah.