ABC

Lapangan Rumput di Gedung Parlemen Australia Akan Ditutup

Ratusan orang akan berkumpul di halaman rumput Gedung Parlemen Australia di Canberra akhir pekan ini, untuk berguling di rerumputan sebelum para pengunjung resmi dilarang untuk memasuki area tersebut.

Pihak berwenang telah menyuarakan kekhawatiran mereka bahwa akses ke halaman rumput bisa meningkatkan risiko serangan teroris.

Pembatasan ini kemungkinan akan diberlakukan selama periode musim panas, dan membuat halaman rumput dipagari.

Seorang warga Canberra, Lester Yao, kemudian menyebarkan ide di Facebook mengajak pengunjung berguling-guling di halaman rumput parlemen untuk terakhir kalinya.

Sekitar 350 orang telah mengindikasikan bahwa mereka akan muncul pada hari Sabtu (17/12) pagi.

Karenanya Lester menghabiskan beberapa hari terakhir untuk mengatur logistik dari 350 orang yang akan berguling di rerumputan tersebut. .

"Ketika Anda naik ke halaman rumput, ada barisan batu, dan apa yang akan saya lakukan adalah jika kami kedatangan 300 orang, kami akan mengatur 100 orang per baris dan Anda berguling atau berbaring di atas satu sama lain," jelas Lester.

Namun ia juga mengatakan, ada beberapa masalah yang belum bisa ia perbaiki, seperti kulit gatal yang tak terelakkan yang berasal dari aktivitas berguling menuruni lereng rumput.

“Hal terbaik yang perlu dilakukan adalah membawa beberapa tisu basah dan membersihkan diri anda setelah aktivitas itu,” sebut Lester.

“Saya tak bisa mengatasi hal itu. Mudah-mudahan kesenangan yang muncul ketika berguling menuruni bukit berumput akan lebih besar daripada ketidaknyamanan yang dirasakan selama setengah hari,” harapnya.

Pengunjuk Rasa
Pengunjuk rasa melanggar keamanan di Gedung Parlemen Australia untuk mengusung poster di depan tembok luar gedung. Kelompok ini juga telah mewarnai air di kolam menjadi merah.

ABC

Berjalan di bukit hijau dinilai sebagai ‘simbol yang indah’

Langkah untuk memperketat keamanan telah menjadi kontroversi karena gedung Parliamen, pada awalnya, dirancang untuk memungkinkan warga Australia menemui perwakilan politik mereka.

Kebijakan ini muncul setelah sejumlah pengunjuk rasa yang baru-baru ini menduduki bagian depan Gedung Parlemen, mewarnai kolam air menjadi merah dan menempelkan tangan mereka ke galeri publik selama sesi sidang parlemen.

Lester mengatakan, sebagai arsitek ia sangat tertarik pada perubahan yang diusulkan tersebut.

"Berjalan atas bukit di mana Parlemen berada dan mampu melihat dan mengawasi orang-orang yang merupakan perwakilan kita adalah simbol yang indah," sebut Lester

“Ini semacam mengatakan bahwa jika ada sebuah gerbang di halaman rumput itu, Anda harus dinilai dulu sebelum bisa masuk apakah kita orang yang tepat.”

“Ini kebalikan dengan ide agar publik bisa pergi ke sana sesuai kemauan mereka sendiri dan menjadi bagian dari gagasan demokrasi di Australia,” katanya.

Lapangan rumput itu tampak sedikit basah pada Kamis (15/12) pagi setelah hujan pada Rabu (14/12) malam, tapi Lester mengatakan, ia berharap air sudah hilang pada hari Sabtu (17/12) pagi.

“Jika kondisinya tak begitu, kami bisa mengusulkan tradisi Aussie yang hebat lainnya, yaitu mengumpulkan beberapa kantong sampah dan meluncur ke bawah,” ujarnya.

Diterjemahkan pukul 10:00 AEST 16/12/2016 oleh Nurina Savitri dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.