Lakukan Masektomi Ganda, Warga Tasmania Ini Abadikan Bekas Payudaranya

Sambil memamerkan bekas luka masektomi, titik di mana payudaranya dulu pernah bersarang, perempuan Tasmania, Allison Snare, menatap kamera. Ia terlihat bahagia dan kuat.

Tak lama setelah ia menjalani mastektomi ganda, Allison, yang berusia 24 tahun, memutuskan untuk mengabadikan momen ini dalam hidupnya, dengan menyewa seorang fotografer yang mengambil gambar dirinya tanpa busana atas atau bertelanjang dada.

"Cukup frontal melihat foto saya bertelanjang dada setelah mastektomi ganda. Seorang perempuan muda dengan bekas luka – Saya tak berpikir ini sering terlihat," tutur Allison.

Ia melihat benjolan di payudaranya pada bulan April 2014, namun pada awalnya, ia tak ingin melakukan tindakan apa-apa.

"Kadang-kadang, hal yang nyaman untuk hidup dalam penyangkalan dan mencoba untuk tak menghadapinya, terlepas apa yang diketahui, bahwa ini bukanlah sesuatu yang bisa ditunda," ungkapnya.

Dibutuhkan sekitar seminggu dari waktu ketika menemukan benjolan hingga membuat janji dengan dokter, dan selama itu, Allison terus-menerus memeriksa payudaranya untuk melihat adanya perubahan.

"Rasanya saya memeriksa beberapa ratus kali sehari, saya memeriksanya di tempat kerja, di rumah dan di kamar mandi," aku perempuan muda ini.

Ia menambahkan, "Segera setelah saya membuat janji dengan dokter, yang benar-benar terjadi adalah rangkaian pemeriksaan, satu demi satu, dari satu pemindaian ke pemindaian lain."

Sayangnya, bagi Allison, kanker bukanlah hal baru baginya setelah ibunya meninggal pada tahun 2009 akibat kanker ovarium. Ibunya juga menderita kanker payudara.

"Ibuku didiagnosa menderita kanker payudara pada usia dini, dan beberapa tahun kemudian divonis kanker ovarium, yang mengambil nyawanya, jadi tiap bulan saya selalu memeriksakan diri," kemukanya.

Allison menyadari, asumi yang menyebut bahwa kanker payudara hanya menimpa pada perempuan yang lebih tua, jauh dari kebenaran, dan ia berharap perempuan lain akan belajar dari pengalamannya.

"Biasanya ketika Anda berpikir tentang seorang pasien kanker payudara, Anda memikirkan seseorang yang berusia 40 tahun lebih, tapi bukan itu yang terjadi," ujarnya.

Ia menyambung, "Itu adalah gagasan konyol, dengan menyebut bahwa hanya perempuan di atas 40 tahun saja yang harus mempertimbangkan  untuk melakukan mammogram."

Foto-foto Allison hasil pemotretan menunjukkan dirinya yang tengah tersenyum dan tertawa dengan kepala botak akibat kemoterapi, dan ia mengatakan, foto itu menunjukkan siapa ia sebenarnya.

"Saya selalu suka tertawa, jadi kami memutar musik soundtrack yang pasaran hingga film seperti Karate Kid dan Rocky, dan kami terus tertawa sepanjang pemotretan," kata Allison.

"Saya ingin gambar ini untuk diri saya sendiri, karena si fotografer dan saya, mudah-mudahan, akan melakukan sesi pemotretan lanjutan dalam waktu satu tahun, dan mudah-mudahan, saat itu saya sudah direkonstruksi dan menjalani hidup normal saya kembali," tambahnya.

Sementara fotografer Bruce Moyle mengatakan, pemotretan ini adalah sebuah konsep yang menarik dan ia "selalu menyukai tantangan" dan senang untuk melanjutkan pemotretan.

"Ini mungkin gambar terpolos yang pernah saya buat dalam beberapa tahun terakhir. Saya cukup jeli dan tidak melakukan editing pada foto ini, selain mengubah mereka menjadi hitam dan putih," jelas Bruce.

Beberapa foto terakhir bahkan memiliki latar peralatan fotografi, tetapi ini tak dipermasalahkan Bruce. Ia bilang, latar itu hampir sesuai dengan proyek pemotretan ini.

"Saya ingin hasilnya sepolos mungkin, karena ini bukan subyek yang harus ditutupi dengan manipulasi jenis apapun," kata sebutnya.

Setelah adanya tanggapan positif di media sosial untuk foto-fotonya, Allison kini yakin bahwa ia bisa melihat kembali foto-foto itu di masa depan, sebagai pengingat periode sulit ini dalam hidupnya.

"Mudah-mudahan saya bisa melihat seberapa jauh perjalanan saya, dan ini adalah sesuatu yang saya cita-citakan dan lakukan selama ini," katanya.