Lagu Para Janda Perang dari Australia

Sebanyak enam penulis lagu bekerja sama dengan sekelompok janda perang untuk mengarang lagu yang akan ditampilkan dalam konser di kota Brisbane, untuk  menggalang dana bagi sebuah organisasi bernama Legacy.

Suami para janda tersebut terlibat berbagai perang, mulai dari perang Gallipoli di Turki hingga Afghanistan. Secara rutin, mereka bertemu di acara-acara Legacy untuk merenungkan pengalaman bersama.

Misalnya, apa yang dialami Macie Hogan. Ia saat ini berusia 95 tahun, bertemu dengan suaminya saat ia melakukan kerja sukarela untuk menghibur para prajurit.

Hogan menikah tahun 1942 dan membantu suaminya menghadapi kenangan buruk saat bertempur di Gallipoli. Selama 40 tahun, ia menjalani peran tersebut hingga suaminya meninggal tahun 1985.

Hogan mengatakan bahwa lagu-lagu yang lahir dari proyek ini akan mendalami rasa kehilangan dan duka yang dialami perempuan di masa perang.

"Ini memungkinkan generasi berikutnya mengetahui apa yang terjadi saat perang. Betapa sedihnya bila kehilangan seseorang dalam perang," ucapnya.

Salah satu yang terlibat dalam proyek ini adalah Jackie Marshall, yang menulis lagu bagi janda bernama Rebecca. Menurut Marshall, ia harus bekerja keras untuk menangkap emosi para perempuan dengan cara yang artistik, dan pada saat yang sama tetap mengacu pada kebenaran pengalaman dan cerita mereka.

"Anda harus bergerak secara amat terhormat. Sebagai penulis lagu, anda dibolehkan puitis dengan cerita-cerita anda. Sebagai penulis lagu yang menulis untuk orang lain dalam konteks ini, anda harus bekerja jauh lebih keras," katanya.

Deb Suckling adalah penggerak program bernama Soldier's Wife ini. Menurutnya, saat ini perempuan bisa bertempur di garis depan. Namun, di masa lalu, kehilangan pasangan akibat perang adalah beban terpendam istri para prajurit.

Proyek The Soldier's Wife akan ditutup dengan ditampilkannya lagu-lagu yang telah diciptakan di Brisbane Powerhouse Visy Theatre tanggal 23 April nanti.