Lacak Mahasiswa Via Wi-Fi, Universitas Melbourne Dituduh Langgar Privasi
Universitas Melbourne berusaha meredakan kekhawatiran atas isu privasi di tengah terungkapnya upaya pelacakan siswa oleh perguruan tinggi ini melalui penggunaan jaringan wi-fi mereka.
Universitas Melbourne mengatakan, praktek -yang memantau di mana mahasiswa bergerak di sekitar kampus -ini membantu pihak universitas meningkatkan tingkat retensi dan pengalaman siswa.
Kelompok pemerhati privasi menyatakan keprihatinan atas praktek, yang juga berlaku di beberapa institusi di seluruh Australia, ini.
Kepala layanan mahasiswa di Universitas Melbourne, Paul Duldig, mengatakan, hal itu bukan untuk mengidentifikasi siswa.
"[Kami] hanya melihat di mana ponsel orang-orang di kampus berada dan melihat apakah mereka berada di ruang tertentu atau berjalan di sekitar kampus pada waktu tertentu sehingga kami bisa merencanakan lebih baik," jelas Paul Duldig.
Universitas ini berusaha mencari tahu kemana orang bergerak di sekitar kampus, untuk membantu perencanaan proyek kereta bawah tanah yang baru, yang akan berjalan melewati area kampus.
Paul mengatakan, mereka “tak melacak mahasiswa” melainkan “hanya melihat gerakan titik di layar”.
Jika ada pemikiran untuk bertindak lebih jauh dengan pelacakan wi-fi, Paul menyebut, universitas harus meminta izin dari individu yang terlibat.
"Kami tak melanggar privasi mereka karena kami tak tahu siapa mereka," ujar Paul Duldig.
“Jika kami mulai melacak individu, kami harus mempertimbangkan sejumlah hal, pemberitahuan seperti apa, izin seperti apa yang harus didapat,” tuturnya.
Ia menambahkan, “Tapi pada tahap ini, kami tak melakukan hal itu sehingga kami tak berpikir hal yang perlu untuk memberitahu orang.”
Tujuan tak membenarkan cara
Presiden Serikat Mahasiswa, Tyson Holloway-Clarkey, mengatakan, serikatnya memiliki kekhawatiran tentang program tersebut dan telah menyelidiki apakah hal itu sah atau tidak.
“Dari pemahaman kami, itu bertentangan dengan pemahaman privasi dan apresiasi terhadapnya. Tapi kami belum bisa menentukan batas-batas hukum apa yang mereka langkahi atau kebijakan privasi universitas sendiri,” terangnya.
Tyson mengatakan, “Bagian dari keprihatinan ini adalah fakta bahwa ini sedang digunakan sebagai alat penelitian dan penelitian atas deskripsi ini biasanya membutuhkan [peserta] persetujuan.”
Presiden ‘Liberty Victoria’, George Georiou’ menjelaskan program ini sebagai serangan terhadap privasi.
“Tentunya para siswa seharusnya diberi pilihan apakah mereka akan menyetujui atau tidak tentang apa yang sedang dilakukan,” sebutnya.
Ia menyambung, “Universitas mungkin mengatakan bahwa ini semua untuk tujuan baik tapi dalam hal ini, pastinya, tujuan tak menghalalkan caranya.”
Penyalahgunaan teknologi masalah nyata
Dr Adam Henschke, dari Kampus Keamanan Nasional di Universitas Nasional Australia (ANU), mengatakan, masalah penyalahgunaan teknologi adalah bahaya nyata, di mana tujuan untuk mengumpulkan data dan penggunaan data berubah dari waktu ke waktu.
"Setelah Anda mulai mendapatkan informasi ini Anda bisa berkata, ‘oh, informasi ini cukup berguna untuk banyak hal lain, mari kita gunakan untuk tujuan yang lebih jauh’," jelas Adam Henschke.
“Kemudian Anda masuk ke kekhawatiran yang lebih dalam tentang persetujuan dan penyalahgunaan informasi pribadi,” imbuhnya.
Jika universitas tak mencari persetujuan dari peserta, Dr Adam Henschke bertanya, lalu bagaimana mereka tahu apakah informasi tersebut digunakan dengan benar?.
Hal itu, katanya, adalah kegagalan dari penjelasan dan persetujuan.
"Masalahnya adalah bahwa informasi itu kuat dan berguna, yang sebenarnya bisa digunakan untuk menyerang warga juga," sebut Adam Henschke.
Ia menjelaskan, “Kami bisa mengambil contoh semi-absurd dari pelacakan apakah akademisi ada di kampus atau tidak dan kemudian menggunakannya menjadi penilaian kinerja.”
“Itu tak terjadi pada saat ini, tetapi ini adalah masalah penyalahgunaan fungsi bahwa jika mereka memiliki informasi, orang lebih dan lebih cenderung untuk menggunakannya dalam banyak cara yang berbeda, seringkali termotivasi oleh insting yang bagus,” terangnya.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan dan diperbarui: 18:02 WIB 12/08/2016 oleh Nurina Savitri.