ABC

Laba-Laba Buat Jaringnya Sesuai dengan Makanan yang Dibutuhkan

Penelitian terbaru menunjukkan, laba-laba bisa menyesuaikan jaring mereka untuk memastikan mereka mendapat asupan makanan yang dibutuhkan.

Menurut para peneliti di jurnal ‘Open Science’, untuk menyesuaikan asupan makanan, laba-laba mengoptimalkan ukuran, kekuatan dan kelekatan jaring mereka untuk menangkap mangsa apa pun di sekitaran.

"Ketika lalat atau jangkrik menyentuh jaring laba-laba, jaring itu harus mencegat mangsa dan menahannya di sana hingga sang laba-laba datang dan memakannya," kata Dr Sean Blamire, ahli biologi evolusi di Universitas New South Wales.

Foto: Zaharovviktor/iStockphoto

Tapi mangsa yang berbeda menyentuh jaring laba-laba dengan kekuatan yang berbeda pula dan menggetarkannya dengan cara yang berbeda, dalam usaha untuk melarikan diri.

"Jangkrik menyerang jaring laba-laba dengan kekuatan yang lebih besar dan melawan jeratan jaring, menyebabkan getaran yang serupa tekanan. Lalat lebih mendengung daripada menekan dan kurang memberi tekanan pada jarring," jelas Dr. Sean.

Ia menerangkan, “Mengingat susahnya proses pembuatan jaring yang kuat, laba-laba harus merancang jaring mereka untuk menangkal hal itu sehingga mereka tak harus membutuhkan sutra ketika mereka tak memerlukannya.”

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa laba-laba dengan makanan yang berbeda memiliki jaring yang berbeda, tapi pertanyaannya adalah, aspek mangsa manakah yang memberi laba-laba informasi yang mereka butuhkan untuk menyesuaikan jaring pada mangsa yang berbeda?.

Dr. Sean dan rekan-rekannya meneliti dua isyarat kemungkinan yang mempengaruhi desain jaring laba-laba, dalam percobaan kompleks yang melibatkan laba-laba ‘Nephilia pilipes’, lalat dan jangkrik.

Para peneliti melihat dampak dari getaran berbeda yang dilepaskan oleh mangsa, yang berusaha melarikan diri dari jeratan jaring..

Mereka kemudian melihat dampak nutrisi berbeda yang diambil laba-laba dari mangsanya.

Dr. Sean dan rekan-rekannya menemukan bahwa nutrisi inilah yang merupakan pendorong utama dari arsitektur jaring laba-laba.

Ia mengatakan, hal ini masuk akal karena laba-laba perlu memastikan bahwa mereka memiliki cukup protein untuk terus membangun jaring.

Atas pilihan ini, laba-laba tampaknya lebih memilih jangkrik yang kaya protein ketimbang lalat, kata Dr Sean. Tetapi jika lalat adalah satu-satunya makanan di sekitarnya, laba-laba akan perlu menyesuaikan jaring mereka untuk menangkap cukup lalat demi mendapat protein yang mereka butuhkan.

Percobaan menunjukkan, ini berarti jaring dengan daerah penangkapan yang lebih besar dan ukuran lubang yang lebih kecil.

Jika jangkrik merupakan sumber makanan utama di sekitar laba-laba, jaring menjadi lebih kuat dan lengket untuk menahan kekuatan ekstra yang diperlukan untuk menjaga jangkrik tetap tertahan di jaring.