ABC

Kunjungan William & Kate Ingatkan Pada Pangeran Charles & Putri Diana 1983 Silam

Dengan kehadiran pewaris tahta yang turut serta, kunjungan Duke dan Duchess of Cambridge ke Australia, disebut-sebut serupa dengan kunjungan orang tua Pangeran William, lebih dari 30 tahun yang lalu.

Sama seperti William dan Kate, waktu itu Pangeran Charles dan Putri Diana masih berstatus pengantin baru, wajah baru di dunia selebriti internasional dengan bayi tampan, dan predikat pewaris tahta salah satu monarki tertua.

Saat itu, Pangeran William masih berusia 10 bulan sementara dalam kunjungan kali ini, Pangeran George berusia satu bulan lebih muda dari usia ayahnya di tahun 1983.

“Itu adalah pertama kalinya kedua pewaris tahta terbang bersama-sama,” ujar Chris Whittaker dari lembaga nirlaba pendukung monarki “Australian Monarchist League.”

Tahun ini, Pangeran William dan isterinya, Kate, juga memilih bepergian ke Australia sebagai sebuah keluarga.

Disamping jarak kunjungan yang sudah puluhan tahun lamanya, kedua pasangan ini sama-sama telah berkontribusi pada munculnya sentimen positif terhadap Kerajaan.

“Diana waktu itu sangat populer,” kata sejarawan, Aron Paul.

Ia menambahkan, “Diana yang pemalu” kala itu bertransformasi menjadi “Perempuan internasional yang tersohor” dan gayanya yang informal adalah terobosan dari gaya Ratu Elizabeth II yang kaku saat kunjungan di tahun 1954.

“Kate benar-benar mengikuti jejak Diana,” ujar Paul.

Seperti halnya Pangeran Charles dan Putri Diana, Duke dan Duchess of Cambridge juga menjalani rute kunjungan yang serupa, mulai dari gedung opera Sydney, Uluru,hingga gedung Parlemen Canberra.

Paul mengutarakan, pertemuan dengan orang asli Australia secara simbolik sangatlah penting.

“Ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari identitas nasional Australia dan masih menjadi debat soal bagaimana kita merekonsiliasi budaya asli dengan jiwa nasionalisme kita,” tegasnya.

Namun jaman telah berubah, dan apakah bentuk monarki masih relevan dengan kemajuan jaman masih merupakan poin perdebatan.

Paul menuturkan, dengan identitas budaya yang semakin terpecah belah, penerimaan kita akan bentuk Kerajaan menjadi semakin jauh dari apa yang diharapkan.

Koordinator Nasional LSM “Australian Monarchist League,” Philip Benwell, berujar, anak-anak muda masih mendukung monarki.

“Sekitar separuh dari anggota kita berumur di bawah 40 tahun,” jelasnya.

Namun David Morris dari organisasi “Australian Republican Movement” atau Gerakan Republik Australia mengatakan, “Orang Australia sudah memandang ke depan.”

“Kini, anggota Kerajaan adalah mesin popularitas. Masyarakat kita memilih para politisi, bukannya seseorang yang tinggal di istana di belahan lain dunia,” tegasnya.