ABC

Kuba Luncurkan Akses Internet Ponsel Untuk Warganya

Perusahaan telekomunikasi ‘Empresa de Telecomunicaciones de Cuba SA’ (ETECSA) yang dikelola Pemerintah Kuba telah mengumumkan bahwa warga Kuba akan bisa mengakses internet di ponsel mereka mulai pekan ini. Hal tersebut menandai tonggak sejarah baru bagi salah satu negara yang paling tidak terkoneksi di belahan Bumi Barat ini.

Poin Utama Internet Ponsel Kuba

Poin utama:

• Kuba tertinggal dalam akses internet karena masalah pendanaan, embargo perdagangan, dan penyensoran

• Hingga tahun 2013, internet sebagian besar tersedia untuk umum di hotel-hotel wisatawan

• Setengah dari penduduk Kuba memiliki telepon seluler, tetapi banyak yang tidak akan mampu membayar akses internet

Hampir setengah dari 11.2 juta penduduk negara Komunis ini memiliki ponsel, meskipun tidak semua akan mampu membeli paket internet ponsel.

Dalam siaran berita yang disiarkan pada hari Selasa (4/12/2018), para eksekutif ETECSA mengumumkan serangkaian paket yang berlaku selama 30 hari mulai dari 600 MB yang setara dengan $ AUD 9,60 (atau Rp 96 ribu) hingga 4 GB untuk $ 41,16 (atau setara Rp 411.000). Tanpa paket, data sebesar 100 MB akan membebani pengguna seharga $ 13,72 (atau setara Rp 137.000).

Biaya itu akan tidak terjangkau bagi banyak warga Kuba karena upah rata-rata di negara itu sekitar $ 41,16 (atau setara Rp 411.000) per bulan, dan banyak warga bergantung pada pengiriman uang dari kerabat di luar negeri atau pekerjaan sampingan.

“Sudah waktunya ini menjadi kemungkinan bagi warga Kuba juga,” kata penduduk Havana, Joaquin Montiel, 58.

“Tetapi untuk beberapa orang, seperti saya, itu masih tak terjangkau.”

Montiel mengatakan, ia tidak akan mampu membeli ponsel dengan teknologi 3G dengan upah kurang dari $ 27,44 (atau setara Rp 274.000) per bulan sebagai salesman di sebuah perusahaan milik negara.

Pengumuman yang ditunggu-tunggu

Pemuda Kuba mengecek ponselnya di hotspot internet dekat foto revolusioner Che Guevara.
Pemuda Kuba mengecek ponselnya di hotspot internet dekat foto revolusioner Che Guevara.

Reuters: Tomas Bravo

Kuba telah tertinggal jauh di belakang sebagian besar negara dalam akses internet, baik karena kurangnya sumber dana, embargo perdagangan AS yang berkepanjangan atau kekhawatiran tentang aliran informasi.

Hingga 2013, internet sebagian besar hanya tersedia untuk umum di hotel-hotel wisatawan di pulau itu.

Tetapi Pemerintah Kuba telah membuat peningkatan konektivitas menjadi prioritas, memperkenalkan cybercafe dan hotspot Wi-Fi di luar ruangan dan perlahan-lahan mulai menghubungkan warga ke dunia maya.

“Akan baik untuk bisa terhubung ke situs dengan kenyamanan yang lebih besar,” kata Guillermo Diaz, 38, yang sering terakses ke hotspot Wi-Fi di sebuah taman dekat rumahnya untuk melakukan panggilan video dengan keluarganya yang beremigrasi ke Amerika Serikat.

Banyak warga Kuba mengeluh karena harus berjuang melawan serangga dan hal-hal lain di hotspot, yang juga kurang privasi.

Wakil presiden ETECSA, Tania Velazquez, mengatakan perusahaan akan meluncurkan layanan selama beberapa hari untuk menghindari kemacetan jaringan yang terjadi selama tes internet seluler awal tahun ini.

Banyak warga Kuba juga mengeluh mereka tak bisa menggunakan ponsel mereka untuk melakukan panggilan atau mengirim pesan teks selama uji coba.

“Kualitas layanan akan menjadi faktor kunci selama peluncuran internet seluler,” kata Norges Rodriguez, salah satu editor YucaByte, saluran media Kuba di bidang telekomunikasi dan dampaknya terhadap masyarakat.

Velazquez mengumumkan bahwa akses ke aplikasi dan situs yang dikelola negara seperti EcuRed, Wikipedia Kuba, akan jauh lebih murah daripada akses ke World Wide Web.

Presiden Miguel Diaz-Canel, yang menggantikan Raul Castro pada bulan April, telah memperjuangkan konektivitas yang lebih besar, menggarisbawahi potensi internet untuk meningkatkan ekonomi dan memungkinkan Kuba untuk mempertahankan revolusi daring-nya dengan lebih baik.

Ia membuka akun Twitter pada bulan Oktober untuk publikasi, dan banyak pejabat pemerintah telah mengikuti jejaknya.

Reuters

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.