ABC

Kromosom Y Manusia Neanderthal Menghilang dari DNA Pria Modern

Kromosm Y manusia Neanderthal sama sekali tidak ditemukan dari DNA pria modern. Hal ini mungkin disebabkan ketidakcocokan genetis yang berakhir pada keguguran.

Demikian terungkap dalam hasil analisa kromosom jenis kelamin manusia Neanderthal yang pertama kalinya dilakukan. Hasil analisa dimuat dalam Jurnal American Journal of Human Genetics.

Menghilangnya kromosom Y manusia Neanderthal ini, menurut analisa tersebut, dipicu oleh ketidakcocokan genetis kedua spesies manusia ini yang menyebabkan terjadinya keguguran.

Seperti diketahui, kromosom Y diturunkan secara eksklusif dari garis ayah ke anak laki-lakinya.

"Hingga saat ini, hanya susunan genetika manusia Neanderthal jenis perempuan yang telah dianalisa karena spesies inilah yang kualitas DNA-nya cukup bagus," ujar Dr Fernando Mendez dari Stanford University, yang menuliskan laporan penelitian ini.

"Dengan melakukan karakterisasi atas kromosom Y manusia Neanderthal, kita bisa memahami persebaran populasi yang melahirkan spesies manusia  Neanderthals dan spesies manusia modern," jelas Dr Mendez.

"Hal ini juga memungkinkan kita menjajaki interaksi genetis antara gen manusia purba dan manusia modern melalui keturunan yang merupakan perpaduan kedua spesies ini," tambahnya.

Sejauh ini diketahui bahwa manusia non Afrika modern memiliki 2,5 hingga 4 persen DNA Neanderthal dalam gen mereka.

"Namun kromosom Y ini sangat khusus. Anda bisa mendapatkan seluruhnya atau tidak sama sekali," jelas Dr Mendez lagi.

Bersama timnya, Dr Mendez membandingkan kromosom Y dari peninggalan manusia Neanderthal berusia 49.000 tahun yang ditemukan di Spanyol, dengan kromosom Y dua manusia modern.

Hasilnya mendukung data terdahulu yang memperkirakan bahwa manusia purba dan manusia modern berkembang secara berbeda dari leluhur yang sama sekitar 588 ribu tahun silam.

"Kromosom Y memiliki sejumlah gen yang khusus untuk pria, misalnya kemampuan memproduksi sperma," kata Dr Mendez.

Tim peneliti mengidentifikasi terjadinya mutasi tiga gen pada kromosom Y Neanderthal yang terhubung dengan faktor kekebalan tubuh yang disebut sebagai minor histocompatibility antigens.

Ketika terjadi ketidakcocokan anti gen yang hanya terdapat pada pria ini, hal itu bisa menyebabkan tubuh wanita menolak transplantasi organ dari pria. Selain itu juga bisa menyebabkan keguguran pada wanita saat melahirkan.

Dijelaskan, situasi ini berbahaya ketika terjadi persilangan antara Neanderthal dan manusia modern. Sebab janin bayi pria bisa melemahkan kekebalan tubuh ibunya, sehingga kemungkinan besar akan mengalami keguguran.

"Jumlah DNA manusia purba Neanderthal dalam tubuh manusia modern saat ini memang sangat rendah dan bisa saja hilang suatu saat," katanya.

"Hukum Haldane menyebutkan bahwa jika terjadi perkawinan silang antarpopulasi, maka keturunannya dari jenis kelamin pria yang akan banyak mengalami masalah," katanya.

Dr Mendez berharap sampel manusia Neanderthal lainnya akan bisa mengungkap lebih banyak informasi mengenai jenis manusia purba ini.