Kritik Ucapan Menteri, Politisi Muslimah Australia Dapat Ancaman Pembunuhan
Anggota House of Representatives (DPR) Australia dari Partai Buruh Anne Aly dan keluarganya mendapat ancaman pembunuhan setelah mengeritik ucapan Menteri Imigrasi Peter Dutton mengenai imigran dan Muslim keturunan Lebanon di negara itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Dutton menunjuk warga Muslim Australia keturunan Lebanon dengan mengatakan kebanyakan tersangka terorisme berasal dari latar belakang seperti itu.
Dr Anne Aly merupakan Muslimah pertama yang terpilih menjadi anggota DPR Australia dan merupakan pakar anti terorisme. Dia menilai ucapan Menteri Dutton sangat mengecewakan dan dilontarkan atas dasar kedengkian.
Dia mengaku komentarnya itu memicu ancaman pembunuhan yang ditujukan kepada keluarganya.
“Saya sendiri tidak takut sebab di tempat ini saya mendapatkan perlindungan yang tak bisa didapatkan oleh banyak orang,” katanya.
“Namun ini ancaman pembunuhan yang ditujukan ke keluarga saya,” ujar Dr Aly.
“Ada orang muncul dan mengatakan dia ingin membunuh keluargaku. Dimana hak-hak saya?” tambahnya.
Selama perdebatan tentang persamaan, Dr Aly bertanya apakah hak kebebasan berbicara lebih berharga daripada haknya untuk mendapatkan perlindungan.
Sebelumnya pada hari yang sama, kepada wartawan Dr Aly mengatakan dia menerima email yang menegaskan Menteri Dutton benar. Dan Dr Aly harus “pergi membawa semua teman-teman terorisnya”.
“Jika saya mendapatkan email-email seperti ini, bisa Anda pastikan bahwa ada orang di masyarakat kita, orang di Daerah Pemilihan yang dipegang Partai Liberal yang berlatar belakang, Arab, Muslim atau Lebanon, atau semua jenis imigran yang juga akan mendapatkan ucapan seperti itu di jalan-jalan,” ujarnya.
Dr Aly mengingat kembali saat dia dibully dua rekannya di sekolah dasar, satu di antaranya meludahi mukanya dan bilang dia “Muslim yang kotor, Arab yang kotor dan dia benci saya karena saya tidak percaya pada Jesus”.
Setelah mengadu pada gurunya, dia mengaku hanya dibilangi untuk berhenti berbuat konyol dan “jangan bodoh”.
“Pengalaman itu tidak membuatku menganggap begitulah Australia. Pengalaman yang saya alami di taman bermain hari itu tidak membuatku mengatakan Australia adalah negara rasis,” tuturnya.
Diterbitkan Pukul 14:30 AEST 23 November 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.