ABC

Krisis Kepemimpinan di Australia Tunda Perdagangan Bebas Dengan Indonesia

Krisis kepemimpinan di Canberra sepertinya akan menunda kesepakatan perdagangan bebas antara Australia dan Indonesia.

ABC mendapatkan informasi jika perjanjian kedua negara yang telah melewati negosiasi selama bertahun-tahun, kini berada di ujung tanduk.

Tapi dengan melihat bagaimana kepemimpinan di Australia yang diperebutkan ini akan berdampak pada kebijakan luar negeri dan pengambilan keputusan, hasil akhir dari perjanjian dan penandatanganan kedua negara menjadi tidak pasti.

Perjanjian Indonesia – Australia Tertunda

Perjanjian Indonesia – Australia Tertunda

  • PM Australia Malcolm Turnbull seharusnya bertemu Presiden Joko Widodo pekan depan
  • Sebelumnya direncanakan agar kedua pemimpin umumkan perjanjian kesepakatan dagang
  • Perjalanan ke Indonesia dibatalkan jika ada pergantian perdana menteri di Australia
  • Kini belum ada kejelasan kapan kesepakatan akan dicapai

PM Malcolm Turnbull tadinya dijadwalkan berangkat ke Indonesia, pekan depan sebagai bagian dari kunjungan ke Asia Tenggara dan Pasifik.

Para pejabat di Australia merasa dapat menyelesaikan ketidaksetujuan dalam perjanjian yang sudah terjadi berkepanjangan dengan Indonesia.

Mereka berencana agar PM Turnbull dan Presiden Joko Widodo membuat pengumuman bahwa kedua negara telah menmencapai kesepakatan dalam pertemuan tersebut.

Pengumuman itu nantinya akan menjadi tonggak baru bagi Perdana Menteri Australia dalam menjalin hubungan dengan Indonesia.

Namun krisis kepemimpinan di Australia telah membuat rencana menjadi buyar, dan membuat mereka yang terlibat dalam kesepakatan tersebut menjadi frustrasi.

Jika PM Turnbull diganti hari Jumat (24/08), maka perjalanan ke Indonesia akan dibatalkan.

Maka tidak jelas kapan kesepakatan akan diselesaikan atau ditandatangani oleh siapa pun menjadi Perdana Menteri.

Malcolm Turnbull sebelumnya telah menyatakan bahwa perjanjian perdagangan bebas memiliki “kualitas tinggi” dan dapat mengubah hubungan strategis antara Australia dan Indonesia, serta meningkatkan hubungan ekonomi.

Sentimen proteksi yang kuat di Indoensia telah membuat pemerintah Australia dipaksa untuk mempersempit ruang lingkup dan ambisi kesepakatan.

Kedua negara sebelumnya telah menjanjikan bahwa pencapaian kesepakatan telah semakin dekat, tetapi mereka telah kehilangan tenggat waktu untuk menyelesaikannya akhir tahun lalu.

Pejabat Australia telah menegaskan bahwa penundaan ini tidak akan membatalkan perjanjian yang sedang digagas, dan mereka yakin jika pernjanjian akan segera diumumkan dan ditandatangani.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.