ABC

KPU Australia dituding abaikan pemilih komunitas adat

Penduduk di komunitas adat dan lokasi terpencil Australia Barat banyak yang tidak menggunakan hak suaranya karena tidak mengetahui waktu pemungutan suara pada pemilu Australia pekan lalu.

Seorang guru di daerah terpencil komunitas Aborigin di Noonkanbah, Australia Barat, Lara Altimira mengungkapkan tanggal pemungutan suara yang digelar lebih awal tidak disosialisasikan dengan benar.

Polling lebih awal yang digelar sepekan sebelum pemilu di puluhan lokasi komunitas Aborigin dan kota kota pertambangan di Seluruh Australia.

" Pemungutan suara awal digelar pada tanggal 1 September. Tidak seorang  penduduk pun yang mengetahui dan diberitahu tentang hal itu. Tidak ada tanda-tanda dimanapun di komunitas agar  memberitahu tahu kami, " kata Altimira .

"Cukup banyak orang yang tidak mengetahui pemungutan suara.”

Menurut Altimira, pada pemilu sebelumnya, penduduk mengetahui kalau pemungutan suara lebih awal dilakukan di sekitar Noonkanbah.

“Biasanya mereka memasang pengumuman di sekolah, di perkantoran dan di toko. Itu adalah lokasi lokasi yang dikunjungi orang,” ujarnya.

“Sama sekali tidak ada pengumuman di pertokoan dan sekolah.”

Juru bicara Komisi Pemilihan Umum Australia (AEC) menyampaikan pengumuman telah dipasang di lokasi dimana pengumungutan suara secara mobile digelar.

Juru bicara itu menjelaskan, AEC tidak bisa mengomentari  jika informasi pemungutan suara awal dipajang di tempat umum lainnya di masyarakat .

Warga Aborigin, Michael Fuller, yang tinggal disekitar stasiun Noonkanbah sepanjang hidupnya mengungkapkan “sebenarnya tidak ada orang yang memilih.”

“Secara pribadi, saya sangat kecewa karena sebetulnya sudah sejak lama mereka tidak punya orang yang tepat untuk memperhatikan kepentingan Aborigin di sini,” sesal Fuller.

Komunitas lokal dilupakan

Lara Altimira mengaku juga mendengar hal yang sama di komintas komintas adat tetangga.

Altimira mendengar kabar dari guru didaerah terpencil lainnya juga mengalami hal serupa.

“Tidak ada orang yang tahu, jadi tidak ada yang datang ke tempat pemungutan suara,” ungkapnya.

Dia berencana untuk memprotes ke AEC atas nama komunitas adat.

“Ada sejumlah warga yang sangat marah,” jelas Altimira.

"Mereka benar-benar kesal bahwa mereka tidak mendapat kesempatan untuk memilih, mereka merasa dilupakan, dan dianggap tidak penting untuk mendapatkan suara mereka . "