Kota Ini Ingin Jadi Tempat Ternyaman untuk Mati
Biasanya jika ingin pindah ke kota baru, seseorang akan mencari tahu terlebih dahulu mengenai sekolah, pusat perbelanjaan, sarana transportasi dan lainnya. Namun pernahkah Anda mengecek fasilitas kematian di kota itu?
Inilah kota pedalaman di pesisir selatan Australia Barat: Albany, yang mengklaim diri bukan saja indah untuk ditinggali tapi juga nyaman untuk mati.
Dilengkapi dengan fasilitas perawatan paliatif terbaik, layanan kesehatan serta rumah perawatan yang maju, Albany pun menjadi tujuan banyak warga Australia Barat untuk menjalani hari-hari terakhir kehidupannya.
Albany menjadi kota terakhir di negara bagian ini yang masih memiliki rumah-rumah perawatan milik masyarakat, yang melayani mereka menjelang hari-hari terakhir hidupnya.
Pelayanannya bervariasi termasuk menyelenggarakan perayaan saat-saat akhir kehidupan seseorang.
Menurut Andrew Talmage dari organsasi Community Hospice, mereka yang mencari tempat baru untuk menghabiskan hari tuanya, biasanya akan mencari tahu mengenai fasilitas pendukung yang tersedia.
Dia mengaku sejumlah penduduk Kota Perth menanyakan rumah-rumah perawatan di Albany dan persyaratan untuk bisa mendapatkan pelayanan di sana.
Menurut dia, orang-orang tersebut kemungkinan hidupnya tinggal menunggu waktu akibat penyakit yang dideritanya.
“Tapi bisa juga orang biasa yang menyadari bahwa hidup kita pasti akan berakhir dan bukan hanya mencari kenyamanan saat hidup tapi juga saat menghadapi kematiannya,” jelas Talmage.
Irene Montefiore, seorang warga Albany yang mengelola Death Cafe (Kafe Kemarian) mengatakan kotanya lebih maju dalam urusan ini.
“Orang ingin menjalani masa pensiunnya di tempat yang indah. Dengan fasilitasnya, Albany menjadi tempat yang nyaman menjalani hari tua dan kematian,” katanya.
Menurut Walikota Albany Dennis Wellington suatu kota sangat perlu menyiapkan layanan terbaik untuk perawatan menjelang kematian.
“Sangat sedikit rumah perawatan seperti itu di Australia Barat. Padahal kematian itu sesuatu yang harus kita hadapi,” katanya.
Kematian tak harus menyedihkan
Talmage menyebut rumah perawatan tempatnya bekerja sangatlah menyenangkan.
“Banyak orang mengira segala hal yang berhubungan dengan kematian dan akhir dari kehidupan pasti menyedihkan,” katanya.
“Tapi tempat ini justru paling mengasyikkan yang pernah saya rasakan,” katanya.
Menurut dia, kebanyakan orang yang menjalani perawatan di tempat kerjanya itu, kembali ke rumah mereka dengan situasi lebih baik.
Dia mengatakan para pasien tersebut memiliki keinginan yang sangat beragam.
Misalnya, ada keluarga yang bersulang bagi orang yang mereka kasihi mumpung orang tersebut masih hidup.
“Kami tidak pernah menolak, termasuk mereka yang datang membawa anjing, kucing dan burung piaraannya,” katanya.
Mereka juga bahkan pernah menggelar pesta pernikahan bagi seseorang yang sudah menunggu saat-saat terakhir hidupnya.
Mendiskusikan kematian
Pekan ini, masyarakat Australia merayakan hari Dying to Know Day, yang didedikasikan sebagai hari untuk mendiskusikan kematian.
Menurut Irene Montefiore, banyak orang melihat kematian sebagai sesuatu yang harus ditakuti.
“Kita cenderung menyerahkan topik yang sulit ini ke profesi medis,” katanya.
Dia berharap topik kematian hendaknya dibahas sebagai suatu hal yang lumrah.
Ian Bateman yang istrinya meninggal dunia di Albany Community Hospice tahun lalu, kini memilih menjadi sukarelawan di sana.
“Istriku terlihat begitu cantik. Saya sangat bersyukur dia bisa datang ke tempat yang indah ini,” katanya.
Setelah pindah ke Albany, Bateman memutuskan membantu pelayanan di tempat itu.
“Rumah perawatan ini permata yang sebenarnya dalam masyarakat kita. Saya kira hal inilah yang membedakan Albany dengan kota lainnya,” ujarnya.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.