ABC

Kontes Kecantikan di Balap Australia Dituding Eksploitasi Perempuan

Sebuah kontes kecantikan yang diadakan sebagai bagian dari ajang balap mobil telah dikecam karena menjadikan para perempuan sebagai obyek.

Sepuluh perempuan berlenggak-lengggok di atas panggung dengan hanya berbikini dan disambut sorak-sorai dan siulan di sebuah pub pekan ini. Mereka berharap bisa memenangi uang $ 1.000 (atau setara Rp 10 juta) dan menjadi Miss Reli Australia 2017.

Balap seri Australia dari Kejuaraan Reli Dunia berlangsung di jalanan hutan di sekitar wilayah Coffs Harbour, utara New South Wales (NSW), akhir pekan ini.

Menjelang penyelenggaraan balap, Reli Australia mengadakan kontes kecantikan sebagai cara untuk melibatkan remaja putri dalam olahraga tersebut.

Namun acara tersebut membuat beberapa penggemar reli, termasuk juara reli Australia -Molly Taylor, menyerukan perubahan dalam budaya balap mobil.

Juara balap Australia, Molly Taylor, adalah panutan bagi para perempuan di dunia olahraga.
Juara balap Australia, Molly Taylor, adalah panutan bagi para perempuan di dunia olahraga.

Supplied: Warren Kirby

Pada tahun 2016, Taylor menjadi perempuan pertama yang memenangi Kejuaraan Reli Australia, mengikuti jejak ibunya -Coral Taylor, yang memenangi empat gelar sebagai asisten pengemudi untuk pebalap Neal Bates.

Saat ini, Taylor mengungguli para pebalap lainnya dalam kejuaraan akhir pekan ini.

“Sebagai pengemudi dan mekanik dan insinyur, jadi mereka berpikir itu adalah jalur dan mereka tak perlu menganggap satu-satunya tempat mereka dalam olahraga ini adalah jalur itu [Miss Reli Australia].”

Kontes dikecam

Penulis dan jurnalis Tracey Spicer menulis di Twitter: “Serius @KennardsHire & @RallyAustralia kontes bikini …? Budaya tahun 1950an dihadirkan kembali. Mereka ingin tradisi itu kembali. ‘Miss Reli?’ Itu salah besar.”

Skip Twitter Tweet

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

Sentimen tersebut didukung oleh peraih penghargaan Perempuan Coffs Harbour Tahun Ini, Jane Tavener, yang mengatakan bahwa perempuan muda telah terpikat ke dalam kompetisi tersebut karena itu adalah kesempatan untuk memajukan karir modeling mereka.

“Bagi saya ini adalah masalah yang jauh lebih besar. Ini tentang Reli Australia mengatakan bahwa tak apa-apa untuk menggelar kompetisi yang membuat para perempuan menjadi obyek ini,” sebut Tavener.

Ia mengatakan, kenyataannya adalah bahwa Reli Australia telah menghemat ribuan dolar untuk gaji pendamping profesional.

“Perempuan-perempuan ini diminta untuk berparade dalam bikini dan gaun malam, dan mereka berhak mendapatkan lebih banyak uang jika mereka diminta melakukan hal itu,” sebutnya.

Pemenang Miss Reli Australia menerima $ 1.000 (atau setara Rp 10 juta), dan masing-masing runner-up diberi $ 250 (atau setara Rp 2,5 juta).

Tugas resmi mereka termasuk menghadiri acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut untuk membagikan hadiah dan suvenir balap.

Reli Australia mengatakan, walau pihak mereka telah mempekerjakan pendamping di masa lalu, tujuan di balik Miss Reli Australia adalah memberi kesempatan kepada anak muda setempat untuk terlibat dalam olahraga ini.

Gelar Miss Reli Australia diberikan kepada Brianne Green dari wilayah Grafton, yang berusia 19 tahun.

“Ia benar-benar terlihat sangat cantik, dan ia sangat percaya diri. Saya sangat bangga padanya,” kata ibu Brianne, Kim Green.

“Gadis-gadis muda butuh kesenangan dan kegembiraan. Itulah pendapat saya tentang kontes ini. Saya pikir, dengan tampil di panggung itu saja, ia sudah menjadi pemenang.”

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.