ABC

Konsumsi Tembakau Warga Tasmania Tertinggi Di Australia

Tingkat konsumsi tembakau di Negara Bagian Tasmania tetap yang tertinggi di Australia. Hal ini terungkap dari data terbaru yang dirilis Program Pengawasan Obat Dalam Air Limbah Nasional.

Laporan terbaru dari Program Pengawasan Obat dalam Air Limbah Nasional mengungkapkan Tasmania masih memimpin di Australia dalam hal kebiasaan merokok, menyusul prestasi pada dua tahun sebelumnya dalam tingkat penggunaan nikotin yang melebihi rata-rata nasional.

Selain itu, ibu kota Tasmania, Hobart juga mengungguli kota-kota besar di Australia dalam hal konsumsi obat-obatan opioid dan juga penggunaan obat psikostimulan, MDA.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa, pada Desember 2017, sementara penggunaan MDMA dan heroin menurun di Hobart, peningkatan justru berlangsung di kawasan regional.

Hasil serupa ditemukan untuk tingkat penggunaan kokain dan methylamphetamine, atau narkoba sabu, dengan peningkatan konsumsi di seluruh kawasan.

Secara keseluruhan, nikotin dan alkohol tetap merupakan zat yang paling banyak dikonsumsi.

Hasil survey air limbah di Tasmania
Kota Hobart mengunggili ibu kota di Australia dengan konsumsi obat-obatan opioid dan penggunaan MDA.

Supplied: WDMP

Survei tahunan ini menggunakan sampel air limbah dari instalasi pengolahan air di seluruh Australia untuk mengukur tingkat konsumsi obat nasional.

Tahun ini, pengambilan sampel dilakukan di 45 pabrik pengolahan air limbah pada bulan Oktober dan Desember 2017, yang mewakili sekitar 50 persen populasi.

Secara nasional, narkoba sabu tetap merupakan obat terlarang yang paling banyak dikonsumsi dan konsumsi rata-rata nasional telah meningkat.

Menteri Penegakan Hukum dan Keamanan Tasmania, Maya Angus Taylor mengatakan bahwa konsumsi narkoba sabu adalah masalah yang menonjol.

“Kami sekarang tahu sekitar 8,4 ton narkoba sabu, metamfetamin, dikonsumsi di Australia tahun ini,” katanya.

“Ini terus menjadi masalah yang signifikan, karena tingkat penggunaan narkoba ini pada tahun lalu amat kecil.”

“Secara proporsional, konsumsi metilampetamin umumnya lebih tinggi di wilayah regional daripada kota-kota besar, dan secara akurat mengidentifikasi daerah-daerah yang terkena dampak terburuk memastikan kita dapat lebih efektif menargetkan strategi penegakan hukum dan pencegahan kami, dan mengukur dampaknya.”

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.