ABC

Konsumsi Garam Warga Australia Lebihi Takaran yang Dianjurkan

Riset terbaru menunjukan warga Australia mengkonsumsi garam dua kali lebih banyak dari takaran yang direkomendasikan per harinya. Meskipun kebanyakan dari mereka mengaku konsumsi garam mereka normal.

VicHealth dan Universitas Deakin menemukan cara inovatif untuk mengukur perbedaan antara berapa banyak garam yang orang kira mereka konsumsi dan seberapa banyak garam yang sebenarnya mereka kira konsumsi.
 
Peneliti mengatakan temuan mereka menggariskan kebutuhan untuk perusahaan makanan agar lebih transparan mengenai jumlah garam tersembunyi yang banyak terdapat pada makanan yang sudah diproses.
 
Mereka memperkirakan sebanyak 800 nyawa setiap tahunnya di Victoria bisa diselamatkan jika saja orang-orang mau mengurangi konsumsi garam mereka sesuai dengan jumlah takaran yang direkomendasikan.
 
Eksekutif Manajer Program VicHealth, Dr Bruce Bolam mengatakan ‘sayangnya meski 80 persen orang tahu kalau kita terlalu banyak mengkonsumsi garam, hanya sepertiganya saja yang percaya kalau secara personal mereka memang mengkonsumsi terlalu banyak garam,”
 
Penelitian ini dilakukan kepada 2400 warga dewasa Victoria. Kebanyakan hasil penelitian ini didapatkan  dari survey online, tapi peneliti juga mengumpulkan informasi dari wawancara langsung dan sampel urin.
 
"Kita mendapat sampel 250 orang warga Victoria melalui pusat-pusat perbelanjaan yang kita wawancarai, tapi kita juga meminta mereka melakukan tes urin cepat untuk kita dan hebatnya 70 persen dari partisipan bersedia untuk ikut terlibat dalam penelitian ini,” kata Dr Bolam.
 
Menurutnya temuan dalam penelitian ini konsisten dengan data terbaik yang tersedia di Australia.
 
"Umumnya warga Australia mengkonsumsi antara 8 sampai 10 gram garam setiap hari dan itu sekitar dua kali dari takaran yang direkomendasikan WHO – dan hal itu terjadi di semua populasi di Victoria dan Australia,” katanya.
 
"Sekitar 75 persen dari asupan garam kita berasal dari makanan yang sudah diolah — sering kali dari produk-produk yang orang tidak duga ternyata mengandung banyak garam seperti roti, sereal, daging olahan, pizza..sebenarnya produk seperti inilah yang mendorong mayoritas asupan garam di Australia dan itulah sebabnya mengapa penyusunan ulang produk makanan menjadi masalah yang penting bagi kita,”
 
Dr Bolam mengatakan perusahaan makanan di Inggris telah mengambil langkah untuk mengurangi kandungan gram didalam produk mereka yang berhasil menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahunnya.
 
Dia mengatakan perusahaan makanan di Australia juga perlu mengikuti jejak di Inggris tersebut dengan lebih transparan mengenai kandungan garam tersembunyi dalam makanan olahan.
 
"Kita perlu memiliki alat dan sumber daya yang dapat membantu konsumen memilih makanan sehat lebih mudah dan utamanya alat tersebut dapat mendorong penyediaan informasi bagi konsumen atau meniadakan sama sekali garam dari makanan yang diproses,” kata Dr Bolam.
 
Dr Bolam juga menunjukan aplikasi seperti FoodSwitch — yang diciptakan oleh George Institute di Sydney sebagai contoh.
 
Aplikasi ini memungkinkan konsumen mengetahui kandungan garam dalam produk hanya dengan memindai kode barkode dan memberi sistem lampu stopan menunjukan kandungan garam produk itu.
 
Setelah penyakit kardiovaskuler, hipertensi merupakan penyebab utama terbesar yang memicu kasus serangan jantung dan stroke di Australia.
 
"Semua ini merupakan dampak dari konsumsi garam yang berlebihan dan menjadi pemicu utama dari kasus hipertensi di Australia,” katanya.