ABC

Konsumen Australia Desak Transparansi Sertifikasi Halal

Jika melihat bagian belakang sebuah produk, tanda ini mungkin terlihat. Sebuah simbol kecil, yang mengidentifikasi sebuah produk dengan label Halal. Dari kue hingga biskuit, sertifikasi Halal membuka peluang ke pasar Timur Tengah bagi produk tradisional Australia. Namun, proses sertifikasi ini diduga belum transparan.

Dengan adanya pasar Timur Tengah yang sedang bangkit serta pertumbuhan masif di kawasan berpopulasi Muslim, sertifikasi Halal menjadi bisnis yang menjanjikan.

Diperkirakan beromzet global 1,6 trilyun dolar di tahun 2050, sertifikasi ini menjadi daya tarik sendiri seiring dengan berlombanya para eksportir makanan untuk menangkap peluang pasar internasional.

Para konsumen ingin proses sertifkasi Halal lebih transparan. (Foto: Tang Ming Tung, Getty)

Dari lembaga perlindungan konsumen hingga para pebisnis, dari produsen daging hingga pembuat selai, banyak opini beragam yang muncul mengenai sertifikasi Halal, namun tak ada yang mau berkomentar secara terbuka.

Rumah Pemotongan Hewan telah memproses daging Halal untuk beberapa waktu, tetapi beberapa perusahaan, baru-baru ini, menemukan pihak mereka disebut-sebut di media sosial seiring dengan tindakan konsumen yang memboikot produk apapun dengan sertifikasi Halal.

Sejumlah kelompok yang berbeda telah menyerukan boikot segala produk dengan sertifikasi Halal, dengan klaim bahwa uang yang dihasilkan dari sertifikasi itu digunakan untuk mendanai kelompok teroris.

Perusahaan Kue Byron Bay, pekan ini, mengungkapkan kampaye anti-Halal yang ditujukan melawan produk mereka.

Kirralie Smith adalah pendiri lembaga ‘Halal Choice’. Ia mengatakan, kampanye melawan sertifikasi Halal bukan tindakan rasis melainkan hanya isu penamaan.

Ia menghabiskan 5 tahun untuk meneliti sertifikasi Halal dan mengklaim bahwa ada kebutuhan untuk mendapat transparansi yang lebih baik tentang proses yang terlibat dalam sertifikasi dan juga perusahaan yang menandatangani.

“Ada beberapa perusahaan yang ingin mendapat keuntungan dari ini. Sejumlah perusahaan yang memproduksi kacang, madu, susu dan gandum, yang sebenarnya sudah Halal, diminta untuk melakukan sertifikasi, untuk menghindari terlihat rasis. Banyak perusahaan ini hanya membayar sertifikasinya karena mereka tak mau repot,” jelas Kirralie.

CEO Halal Australia, Muhammad Khan, menyangkal adanya tekanan terhadap para perusahaan untuk mengajukan sertifikasi.

“Kami benar-benar tak mendekati perusahaan, mereka yang mendekati kami,” ujarnya.

Sertifikasi ini melibatkan sebuah audit, di mana perusahaan diverifikasi, diperiksa dan dinilai.

Muhammad Khan mengatakan, biayanya bisa berbeda bergantung pada banyaknya kerja yang terlibat.

Ia menyebut, saat ini belum ada regulasi dari sistem sertifikasi ini, yang artinya ada ‘kompetisi sehat’ dalam pasar sertifikasi.

“Saya tak ingin melihat adanya monopoli,” utara Dr. Muhammad.

Ia tak ingin menanggapi rumor tentang adanya pungutan dalam sertifikasi yang digunakan untuk pendanaan masjid dan kelompok Islam lainnya.

Dr Muhammad menyebut, tuduhan kerahasiaan yang muncul sungguh tak berdasar dan bahwa bisnis mereka justru telah menolong perekonomian Australia tetap tumbuh.

“Kami tak berbuat salah, dan sungguh tak penting untuk membahas subyek ini. Tidakkah lembaga sertifikasi ‘Kosher’ milik yahudi mendanai sinagog mereka sendiri? Mengapa lembaga sertifikasi islam tak boleh menyumbang pada proyek masjid?,” kemukanya.

Para produsen daging mengatakan, sertifikasi Halal adalah hal yang umum di antara para produsen daging Australia, dan itu hanya dianggap sebagai bentuk lain sertifikasi.

Sertifikasi Halal serupa dengan sertifikasi sapi yang diberi makan palawija, sapi yang diberi makan rumput dan mematuhi hal itu jika pasar meminta.

Jon Condon adalah jurnalis di BeefCentral.com. Ia mengatakan, sertifikasi Halal sudah menyebar luas ke industri pengolahan daging.

“Apa artinya adalah, ketika berbagai bagian tubuh terbagi, hal itu memberi fleksibilitas bagi para eksportir daging untuk menjual barang-barang tertentu termasuk potongan daging dan jeroan ke pasar Halal,” jelasnya.

Ia menambahkan, “ Dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi pasar yang memberi harga tertinggi, jadi ini semua adalah soal mencari pasar yang optimal bagi tiap item.”

Ia mengatakan, Australia memiliki reputasi baik dalam hal kemampuan untuk memenuhi kualifikasi Halal.

“Kami mampu menjual produk bersertifikasi Halal ke Timur Tengah, Asia Tenggara dan komunitas lainnya di dunia. Saya rasa Australia cukup bangga dengan kemampuannya untuk memproduksi daging Halal ke pasar internasional, sembari melakukannya dengan cara yang manusiawi,” tutur Jon.