ABC

Konglomerat Australia Sepakati Pinjaman Rp 74 Triliun untuk Tambang Bijih Besi

Konglomerat pertambangan Australia, Gina Rinehart, menyepakati pinjaman konsorsium senilai 7,2 miliar dollar atau sekitar Rp 74 triliun guna mengembangkan proyek tambang bijih besi Roy Hill di daerah Pilbara, Australia Barat. Ini merupakan kesepakatan pinjaman terbesar dalam proyek pertambangan di dunia.

Empat bank utama di Australia, National Australia Bank, ANZ, Westpac dan Commonwealth Bank turut bergabung di antara 19 bank komersial lainnya sebagai konsorsium pemberi pinjaman. Bank lainnya berasal dari Jepang, Eropa, China, Korea dan Singapura.

Lima perusahaan kredit ekspor juga turut serta dalam konsursium.

Tambang bijih besi Roy Hill akan menjadi proyek konstruksi tambang terbesar di Australia, yang diperkirakan akan menyerap ribuan tenaga kerja.

Dalam pernyataan resmi, Rinehart, yang memimpin Roy Hill, menyatakan, proyek ini membuka peluang di tengah ketidakpastian global.

"Proyek ini bermitra dengan pihak-pihak pengalaman internasional di bidang keuangan, engineering, konstruksi, pemasaran dan logistik, yang turut membantu menciptakan dukungan masyarakat keuangan internasional," demikian dikatakan dalam pernyataan itu.

CEO Roy Hill, Barry Fitzgerald, menambahkan kesepakatan pinjaman ini merupakan yang paling besar yang pernah terjadi dalam proyek tambang di dunia.

"Struktur dan kualitas proyek ini memungkinkan kami memiliki pembiyaan yang kompetitif yang bisa mengantisipasi fluktuasi pasar," kata Fitzgerald.

Saat ini sekitar 2.500 orang telah dipekerjakan dalam proses konstruksi tambang. Proses produksi tambang ini sendiri diperkirakan bisa dimulai akhir tahun depan.

Roy Hill ditargetkan mampu memproduksi 55 juta ton bijih besi pertahun, dan akan menjadikan Australia sebagai penghasil bijih besi keempat terbesar di dunia.

Perusahaan Hancock Prospecting milik Gina Rinehart menguasai 70 saham Roy Hill, yang berpartner dengan raksasa baja Korea Posco, Marubeni Corporation Jepang, dan Taiwan's China Steel Corporation.

Hancock dan partner investasinya ini menanam modal sebesar 3,2 miliar dollar dalam proyek ini.