Komunitas Pribumi di NT Bangun Gereja dari Barang Daur Ulang
Masyarakat Manyallaluk, sebuah komunitas pribumi terpencil sekitar 400 kilometer dari Tenggara Darwin, Australia, berhasil membangun gereja mereka sendiri dari barang-barang tidak terpakai yang didapatkan dari tempat pembuangan sampah setempat.
Segala sesuatu di gereja tersebut, termasuk bangku, rangka baja dan mimbar diperoleh kaum pria di komunitas setempat yang kemudian mengubah beton bekas menjadi sebuah sarana ibadah.
Kaum pria tersebut terlibat dalam skema ketenagakerjaan pada Dewan Gulf Roper, dan proyek ini berhasil membuktikan kesempatan untuk menampilkan keterampilan pertukangan dan pekerjaan logam mereka.
“Gereja ini merupakan doa yang sudah lama kami panjatkan untuk bisa terwujud, dan hari ini merupakan waktu dimana kita berhasil meraih doa itu, dan kita sangat bahagia, kami dapat merasakan kebahagiaan tersebut didalam hati kami,” kata pemimpin gereja, Rachel Kandino.
Hingga kini, komunitas Manyallaluk tidak memiliki gereja sendiri.
Tak heran jika perasaan bangga sangat kental terasa pada peresmian gereja itu, yang dihadiri oleh seluruh anggota komunitas tersebut yang hanya berjumlah 150 orang.
Struktur bangunan gereja ini terletak persis di pusat kota, dan Kandino mengatakan ini merupakan solusi permanen setelah sebelumnya mereka menyelenggarakan layanan gereja di taman dan di lapangan bola basket selama bertahun-tahun.
“Gereja ini memainkan peran penting di dalam komunitas kami dan komunitas kami adalah jemaat gereja,” tambahnya.
Jemaat yang mengambil bagian dalam pelayanan gereja ini merupakan penutur Bahasa Kriol, dan Kandino membacakan bagian dari Alkitab yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Kriol.
Salah satu pria yang ikut membangun gereja tersebut, Wayne Runyu, mengatakan penyelesaian proyek itu penting karena diharapkan akan menimbulkan peluang pekerjaan tetap.
“Mereka dapat melihat sebuah katakanlah ‘oh ya ternyata orang-orang ini ahli di bidang ini dan itu’,” kata Runyu.
Runyu berharap pekerjaan ini dapat membantu orang lain melirik bakat kaum pria dari komunitas ini untuk disalurkan ke pekerjaan pemipaan, mekanik dan pertukangan kayu.
“Dan dengan pengalaman ini, saya rasa pria-pria ini akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, inilah yang kami harapkan, anda tahu – pekerjaan,” tambahnya.
“Lebih baik daripada hanya duduk disana menganggur, mendapatkan pekerjaan, itulah yang saya harapkan bisa terjadi.”
Diterjemahkan pada pukul 18:00 WIB, 23/10/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.