ABC

Komunitas Muslim Tepis Kekhawatiran Terorisme di Pedalaman Australia

Puluhan warga Bundaberg, kota pedalaman di Queensland, Australia, dengan tekun mendegarkan pemaparan tentang kedudukan wanita dalam Islam, hukum agama (syariah), hingga isu terorisme. Inilah workshop yang digelar komunitas Muslim setempat dan diikuti warga non-muslim di kota itu.

Heidi Seyrekbasan yang menjadi pembicara mengatakan, workshop bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan mengenai Islam sekaligus menepis segala miskonsepsi dan stereotype.

Heidi Seyrekbasan bersama warga Muslim lainnya di Bundaberg, kota pedalaman Australia. (Foto: ABC/Brad Marsellos)
Heidi Seyrekbasan bersama warga Muslim lainnya di Bundaberg, kota pedalaman Australia. (Foto: ABC/Brad Marsellos)

Digelar di pusat kegiatan masyarakat Bundaberg, workshop membahas berbagai topik mulai dari Alquran, Sunnah dan Syariah, peranan wanita dalam Islam, hingga topik tentang jihad dan terorisme.

Menyinggung soal kekhawatiran tentang terorisme, Heidi Seyrekbasan mengatakan perlunya warga untuk menghindari stereotype, khususnya mengenai anggapan bahwa setiap pria Timur Tengah atau wanita yang mengenakan hijab, merupakan teroris atau setidaknya berpotensi sebagai teroris.

"Australia memiliki warga Muslim dan anda harus menyadari bahwa mereka bukan ancaman bagi negara ini, sebab kami pun hidup di sini," katanya.

Heidi mengatakan ketidaktahuan tentang Islam biasanya datang dari mereka yang tidak pernah bertemu dengan orang Islam.

"Untuk mengalahkan terorisme kita harus mendidik diri sendiri. Apa yang dilakukan ISIS tidak mewakili saya atau orang Islam lainnya," katanya.

Heidi mengatakan ada sejumlah ajaran dan terminologi Islam yang disalahpahami dan menyebar luas di media. Misalnya, ajaran tentang halal dan jihad.

"Jihad itu perjuangan, yang lebih bermakna sebagai perjuangan individu untuk menjadi lebih baik. Bukan perang agama melawan non-muslim," katanya.

Heidi Seyrekbasan memberikan ceramah tentang Islam di Bundaberg. (Foto: ABC/Brad Marsellos)
Heidi Seyrekbasan memberikan ceramah tentang Islam di Bundaberg. (Foto: ABC/Brad Marsellos)

Isu lainnya yang menjadi pembahasan yaitu asumsi kaum wanita tertindas dalam Islam.

"Saya selalu merasa tersinggung setiap kali orang menatap saya dan beranggapan bahwa saya ini orang yang tertindas oleh suami saya," kata Heidi.

"Semua muslimah yang saya kenal merupakan wanita-wanita yang cerdas, yang mengelola perusahaan. Saya sendiri memiliki perusahaan, ada yang mengelola peternakan, yang jadi dokter, atau manajer bank," tuturnya.

Menurut Heidi, dia sendiri tidak merasa tertindas, dan tahu teman-temannya itu pun tidak merasa sebagai wanita yang tertindas.

Heidi yang telah menetap di Bundaberg sejak tahun 1980-an menjelaskan sekitar 100-an warga Muslim tinggal di daerah itu, umumnya berasal dari Turki, Pakistan, India, Afrika Selatan dan Indonesia.

Dia mengaku sangat jarang mendengar adanya pelecehan rasial di Bundaberg, namun mengatakan kecewa dengan penggambaran tentang orang Islam di media belakangan ini.

"Semua orang Islam yang saya kenal dan mungkin semua orang Islam di Australia, merasa tersinggung dengan apa yang mereka lihat di TV sebab penggambaran itu tidak mencerminkan Islam sama sekali," katanya.