ABC

Komisi Anti Korupsi Diminta Selidiki Pusat Perawatan Anak Usai Jam Sekolah

Lembaga Pengawas Anti Korupsi diminta menyelidiki sejumlah sekolah publik yang memiliki kontrak kerjasama untuk menjalankan pusat kegiatan luar ruangan seusai jam sekolah  dengan perusahaan swasta.

Organisasi nasional penyelenggara kegiatan di luar jam sekolah (OOSH)  mengklaim beberapa kepala sekolah telah menjadikan fasilitas pusat pelayanan perawatan anak usai jam sekolah atau after-school care sebagai 'sapi perahan'  untuk meningkatkan pendapatan  sekolah dengan mentenderkan pengelolaan fasilitas tersebut. 
 
Robyn Monro Miller,  Direktur Eksekutif  Jaringan Kegiatan Komunitas (Network of Community Activities),  mengatakan penyelenggaraan fasilitas pelayanan menjaga anak dari jam 3 sampai jam 6 sore saat orang tua masih bekerja ini sangat tidak bisa dikendalikan dan layanan non profit yang dijalankan oleh orang tua diabaikan dalam pelanggaran pedoman Departemen Pendidikan NSW.
 
"Ada orang di luar sana yang berpikir mereka bisa mencari keuntungan dari fasilitas  pusat kegiatan di luar jam sekolah," katanya.
 
"Saya khawatir keputusan kepada siapa kegiatan itu dikelola atau dijalankan didasarkan oleh siapa yang berhasil memenangkan tender dan berapa banyak uang yang bisa didapat sekolah dari penunjukan tersebut,"
 
Bulan lalu, orang tua di Sekolah Publik Haberfield, Sydney menerima surat yang memberitahukan kalau fasilitas pelayanan menjaga anak di luar jam belajar di sekolah mereka akan ditenderkan.
 
"Mengapa mereka perlu menyerahkan pengelolaan pusat kegiatan itu kepada pihak swasta, dengan begitu kita akan membayar lebih mahal pastinya?," kata Melissa Kemp, anggota Komite Sekolah Haberfield OOSH (HOOSH)  yang dilaksanakan oleh Committee.
 
Departemen Pendidikan mengatakan keputusan itu dibuat setelah upaya untuk menegosiasikan perjanjian pemberian lisensi dengan HOOSH gagal.
 
Sampai sekarang, Pusat kegiatan setelah jam sekolah non profit itu dikenakan biaya tanda sewa pada sekolah sebesar $1 per tahun.
 
Komite HOOSH diberitahu bahwa di bawah perjanjian lisensi baru tanda sewa itu akan ditingkatkan menjadi $40.000 setahun.
 
Departemen Pendidikan mengatakan biaya yang dikenakan akan lebih tinggi untuk operator swasta.
 
Orang tua diyakinkan kalau tidak akan ada perubahan di pusat layanan perawatan anak usai jam sekolah dan penyedia HOOSH akan diberi kesempatan untuk mengajukan tender.
 
Namun banyak orang tua khawatirs HOOSH akan kehilangan kontrak mengelola pusat kegiatan dan bermain anak tersebut.
Dengan masih ada sekitar 150 orang anak yang masih masuk daftar tunggu untuk diterima di pusat perawatan anak sepulang sekolah itu, Peter Erken
menganggap dirinya beruntung karena anaknya yang berusia 7 tahun masih mendapat tempat di fasilitas tersebut.
 
"Harga rumah berukuran sedang naik sampai jutaan dan uang sewanya juga sekitar $1000 untuk sebuah rumah disekitar kawasan ini, jadi Anda bisa bayangkan bagaimana kedua orang tua harus bekerja keras,” katanya.
 
"Jika Anda tidak bisa mengandalkan sistem sekolah publik untuk membantu Anda, siapa yang bisa membantu Anda?
 
Monro Miller mengatakan pengalihan pengelola pusat  pelayanan perawatan anak usai jam sekolah dari sektor non profit ke operator swasta hanya akan semakin membebani orang tua yang bekerja.
 
"Tidak hanya keluarga harus membayar lebih mahal, mereka juga akan dikenakan beban biaya dua kali,” katanya.
 
"Mereka sudah dikenakan biaya pajak, dan juga mendanai pendidikan publik lalu mengapa mereka harus diwajibkan lagi membiayai pusat kegiatan usai jam sekolah,”
 
Jaringan layanan komunitas mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan akan melaporkan beberapa kasus ke Komisi Independen Anti Korupsi.