ABC

Komedian Paling Lucu Beresiko Lebih Besar Mengalami Kematian Dini

Komedi merupakan seni yang mematikan. Pandangan ini tampaknya tidak terlalu berlebihan. Karena sebuah penelitian baru menyimpulkan komedian yang paling lucu ternyata paling berisiko meninggal cepat.

Riset yang dilakukan oleh Institut Riset Kesehatan Mary MacKillop di Universitas Katolik Australia ini dipicu oleh kematian mendadak komedian Amerika terkenal Robin William baru-baru ini. 
 
Kematian Robin William itu memunculkan pertanyaan, ‘apakah persepsi populer terhadap seorang komedian sebagai orang yang lucu dan mampu membuat orang lain tertawa membuat komedian menderita dan tertekan didalam batinnya, itu sebuah mitos atau kenyataan?”.
 
Peneliti terkejut mendapati bukti-bukti gamblang yang menegaskan pandangan bahwa menjadi seorang komedian itu membahayakan kesehatan. Dan anggapan semakin lucu seorang pelawak, maka semakin besar kemungkinan mereka menderita kematian dini itu benar adanya.
 
"Elit Komedian adalah orang-orang yang saya anggap paling rentan," kata salah satu peneliti, Profesor Simon Stewart kepada program The World Today.
 
"Kita tidak bisa pada waktu yang bersamaan menempati dua titik tertinggi dan terendah dalam hidup. Komedian merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan melucu yang luar biasa tapi apakah kita yakin mereka selalu tertawa sepanjang hidupnya?”
 
Profesor Stewart menunjukkan bagaimana kematian dini menjadi fenomena umum di antara komedian terkenal seperti Rik Mayall, Tony Hancock dan Peter Sellars.
 
Banyak komedian yang diketahui menderita ketergantungan alkohol dan obat-obatan, depresi dan putus asa.
 
"Ini merupakan bentuk tekanan dari komedi, bisa dikatakan kita selalu melihat sisi terbaik, bahagia dan lucu dari seorang komedian terkenal tapi sebaliknya didalam diri mereka banyak yang mengalami depresi dan gejala gangguan kejiwaan – atau bentuk lain dari masalah kesehatan mental,”katanya.
 
"Rahasia hitamnya menurut saya adalah ada sesuatu yang tidak bisa digambarkan tentang menjadi seseorang yang sangat lucu. Kepribadian yang mendorong kemampuan itu jelas bisa berdampak pada kesehatan mental maupun kesehatan fisik.”
 
Untuk menguji teori ini,  Profesor Stewart dan rekannya, Profesor David Thompson, menyusun daftar komedian favorit mereka dan dengan bantuan sebuah situs peringkat online. Mereka kemudian mempersempit daftar ke 53 komedian Inggris dan Irlandia yang lahir antara tahun 1900 dan 1954.
 
Ketika pasangan peneliti ini mempersempit daftar mereka dengan hanya memasukkan komedian yang mereka anggap elit komedian paling lucu, mereka mendapati 78 persen dari mereka menderita kematian dini.
 
Pasangan atau Duo komedian memberikan mereka bukti yang sangat jelas untuk mendukung tesis mereka bahwa semakin lucu seorang pelawak, maka semakin besar kemungkinan mereka akan menghadapi kematian dini.
 
Dari bukti-bukti yang mereka kumpulkan didapati kalau pelawak yang paling lucu dalam duo komedian ternyata selalu meninggal lebih awal. Sebaliknya pelawak yang tidak selucu rekannya mampu bertahan hidup hingga usia lanjut.
 
Professors Stewart dan Thompson mengatakan riset yang mereka lakukan menguak kenyataan penting mengenai kondisi manusia. 
 
Menurutnya kondisi yang sama bisa diterapkan pada kelompok masyarakat atau profesi lainnya. 
 
"Jika kita melihat kurvanya…siapa yang lucu dan tidak lucu, ini dapat  memberi kita petunjuk siapa lagi dalam populasi kelompok kita yang mungkin beresiko, karena mereka adalah orang-orang yang sangat lucu,”
 
"Mereka memiliki karakter tertentu yang mungkin dapat memberitahu kami tentang hubungan antara kesehatan mental dan umur panjang."