ABC

Kisah Triyono Utomo Tinggalkan Pekerjaan Mapan Diduga Akan Gabung ISIS

Triyono Utomo, master ekonomi lulusan Australia, yang diduga mencoba bergabung dengan ISIS, tidak terbuka kepada saudaranya mengenai tujuannya ke luar negeri. Inilah penjelasan Samsiyati, kakak perempuan Triyono kepada wartawan ABC Adam Harvey.

Samsiyati menceritakan bagaimana adiknya itu meninggalkan kehidupan normal dan pekerjaan yang mapan untuk membawa keluarganya ke luar negeri.

Sambil menangis Samsiyati menceritakan adiknya bekerja keras untuk bisa keluar dari kemiskinan di Jakarta Utara, kemudian pergi begitu saja tahun lalu.

“Dia bilang, ‘Kak, saya ingin pergi ke luar negeri’. Dia mengubah pekerjaan dan pindah ke luar negeri. Saya larang dia karena orangtua kami sudah tua dan sakit-sakitan,” kata Samsiyati.

Pihak berwajib mengatakan Triyono, istri dan ketiga anak mereka, meninggalkan Jakarta ke Bangkok, kemudian dari sana berangkat ke Turki.

Pihak anti terorisme Turki menangkap mereka di sebuah rumah persembunyian ISIS dan langsung dideportasi ke Indonesia.

Samsiyati mengaku bingung ketika orang mulai menghubungkan adiknya itu dengan kelompok teroris.

“Saya kaget tapi saya sama sekali tidak tahu tentang ISIS. Saya tidak mengerti apa itu. Mereka mengatakan dia terkait dengan ISIS tapi saya tidak mengerti apa itu,” katanya.

Samsiyati tujuh tahun lebih tua dari Triyono, dan membantu mengasuhnya di salah satu lingkungan termiskin di Jakarta. Rumahnya hanya beberapa meter dari kanal yang kerap diterjang banjir.

Triyono berhasil keluar dari kemiskinan di situ. Samsiyati mengatakan triyono selalu berbeda dari anak-anak lain di daerah tersebut.

“Alhamdulillah dia menjadi anak pintar, selalu rangking teratas sejak SD dan SMP, juga SMA,” katanya.

Sister of Triyono Utomo
Samsiyati mengaku bingung ketika adiknya dihubung-hubungkan dengan ISIS.

Foto: ABC News/Adam Harvey

Dia mengatakan Triyono juga santri yang taat, mengajarkan Alquran kepada anak-anak lainnya. Seorang guru agama setempat mendorongnya untuk lanjut ke perguruan tinggi.

Namun Samsiyati mengatakan sebagai pemuda, Triyono tidaklah berpandangan radikal.

“Saya pikir tadinya semua normal. Saya biasa melihatnya seperti itu sebelumnya. Dia memang sudah begitu sejak masih kecil. Dia mengajar mengaji. Semua normal saja,” katanya.

Mahasiswa cemerlang ini betul-betul mendapatkan hasil pendidikannya. Dia diterima bekerja pada Departemen Keuangan RI dan mendapatkan beasiswa Magister Kebijakan Publik di Flinders University Adelaide.

Anak tengahnya lahir di Australia saat Triyono kuliah di Adelaide.

Daya Tarik ISIS

Samsiyati mengatakan adiknya meninggalkan Indonesia pada pertengahan tahun lalu.

“Tapi tiba-tiba dia tidak pernah muncul berminggu-minggu. Kami tidak tahu bagaimana menemukannya. Tidak ada kontak sama sekali. Dia tidak lagi memiliki HP,” katanya.

Samsiyati tidak lagi pernah melihat Triyono dan anak istrinya selama lebih dari enam bulan. Kini dia ingin agar adiknya itu pulang.

Dia tidak yakin kapan hal itu akan terjadi. Triyono sendiri ditahan satuan anti teror Polri karena dituduh mencoba bergabung dengan kelompok ISIS.

Triyono and his children en route from Bali to Jakarta
Triyono bersama istri dan tiga anaknya dikawal petugas dari perjalanan Bali ke Jakarta setelah dideportasi dari Turki.

Foto Kiriman: Polri

Diketahui bahwa pihak berwajib ingin mencari tahu bagaimana ISIS berhasil menarik orang pintar dengan pekerjaan baik dan mapan bisa membawa istri dan tiga anaknya ke Turki.

Ratusan warga Indonesia pergi ke Suriah dan Irak untuk berperang bersama ISIS, tapi umumnya mereka dari kelompok miskin dan kurang berpendidikan. Kelompok seperti ini menjadi sasaran mudah propaganda yang menjanjikan kehidupan yang lebih tinggi.

Merupakan prestasi bagi ISIS dapat menarik seseorang yang berpendidikan dan memiliki kemampuan. Ini sekaligs jadi pertanda mengkhawatirkan bagi Indonesia.

Seorang pemuka masyarakat setempat Ali Muhtadi menjelaskan bagian Jakarta tersebut bukanlah daerah yang radikal.

“Orang-orang di sekitar sini cukup normal. Tak seorang pun di sini gabung ISIS atau Islam radikal. Tidak ada garis keras. Semuanya biasa di sini,” katanya.

Jika tidak ada bukti bahwa Triyono ikut berperang bersama ISIS makam kemungkinan dia akan dibebaskan.

“Mereka bisa pulang ke sini. Karena kami keluarganya dan dia juga sudah menjual rumahnya,” kata Samsiyati.

Diterbitkan Pukul 12:30 AEST 2 Februari 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.