ABC

Kisah Sukses Keluarga Asal Vietnam yang Jadi Petani Mangga di Australia

Ketika Vuong "Jamie" Nguyen berusia lima tahun ketika dijebloskan ke penjara di Vietnam.

Namun sekarang dia adalah petani yang memiliki kebun mangga di daerah pinggiran kota Darwin, Australia Utara dan merasa jika dirinya orang yang beruntung.

Ketika itu, Jamie dan ibunya ditangkap saat hendak meninggalkan negaranya semasa Perang Vietnam.

"Saya tidak mau berpisah dengan ibu saya, sehingga mereka menahan saya bersama dengan ibu di sel penjara," katanya.

"Di hari pertama kami ditahan di sebuah kontainer, tidak ada toilet sama sekali, selama 48 jam."

"Ada 30 orang di dalam kontainter tersebut, orang buang air, kencing, semuanya berserakan.

"Sangat mengenaskan sekali."

Bertekad hidup lebih baik setelah dipenjara

Setelah menjalani tahanan selama enam bulan, Jamie mengaku menjadi salah satu motivasinya untuk bisa menjadi petani pemilik kebun mangga di Australia.

"Banyak orang bertanya mengapa saya selalu mencoba banyak hal, melakukan banyak hal, dan saya merasa ini mungkin disebabkan karena pengalaman kecil, dan dari mana saya berasal," katanya.

Karena pengalaman di penjara tersebut, Jamie merasa ia selalu dikejar-kejar orang, hal yang membuatnya berusaha bekerja lebih keras lagi dalam hidupnya.

"Dulu saya tidak memiliki apa yang saya punya sekarang, saya tidak memiliki apa yang dipunyai orang lain," katanya.

"

"Saya bersyukur dengan apa yang miliki sekarang, tapi saya selalu mengatakan kepada anak-anak untuk terus berusaha, karena hidup tidaklah semakin mudah."

"

Datang ke Australia untuk berlibur 

Sepuluh tahun lalu, Jamie Nguyen, istrinya Liza Marasigan dan tiga anak mereka datang ke Darwin untuk berlibur.

Mereka sempat tinggal di Sydney, saatJamie bekerja sebagai pengemudi truk dan Liza bekerja di sektor kesehatan.

Ketika sedang berlibur Kawasan Australia Utara, mereka berbicara dengan seorang pemilik lahan perkebunan mangga yang bermaksud menjual tanahnya.

Setelah berbicara selama 30 menit, keluarga Nguyen memutuskan membeli lahan dan terjun di industri pertanian mangga.

"

"Kami berpikir, apa sih susahnya? Memetik mangga dari pohon, memasukkan ke dalam kardus dan kita mendapatkan uang." katanya.

"

Namun, kenyataannya tidaklah semudah yang diperkirakan dan petani yang sebelumnya memiliki lahan tersebut sudah pindah.

"Kami pada dasarnya terdampar di sana, tidak tahu bagaimana memetik buah, tidak tahu bagaimana mengepak buah-buahan," katanya.

"Ketika kami mengirim buah ke pasar, semua toko dan pasar menolak buah kami."

Dua tahun tanpa penghasilan

Butuh waktu lebih dari setahun untuk Jamie dan Liza belajar bagaimana memetik buah mangga dengan benar, kemudian melakukan pengepakan dengan baik agar bisa diterima oleh pasar di Australia.

"Itu masa-masa paling sulit bagi kami," kata Liza.

"Kami tidak mendapatkan penghasilan sama sekali, kami hampir bangkrut."

"Tapi kami pikir 'sudah saja, kita tak punya apa-apa lagi, jadi kalau tidak berhasil, pulang saja ke Sydney.'"

Belajar dari kesalahan

Liza mengatakan suaminya belajar cara menghasilkan kualitas mangga yang lebih bagus dan mengirimkannya dengan benar ke pasar.

"Ini masa-masa paling sulit selama dua tahun," katanya.

"

"Kami tidak punya keluarga lain, tidak punya teman, hanya kami sekeluarga saja. Namun berhasil melakukannya."

"

Sepuluh tahun kemudian, Jamie percaya jika ia sudah berhasil memproduksi buah mangga dengan kualitas di atas rata-rata, belajar dari kesalahannya.

"Saya senang pernah berbuat salah sehingga bisa melakukan hal yang lebih baik besoknya," katanya.

"Setiap langkah salah yang kami lakukan sangat berharga, itulah sebabnya masa depan pasti akan menjadi lebih cerah bagi kami."

Sekarang keluarga Nguyen bukan hanya menanam mangga, tapi juga buah naga.

Keluarga bahagia di ladang

Jamie dan Lisa selalu terlihat gembira dengan kehidupan mereka sekarang di daerah pedesaan di Darwin, dengan kehidupan menanam buah.

Dengan bergurau, mereka mengatakan hal yang tidak enak di Darwin adalah udara yang panas, keringatan, dan harus kerja keras dan belajar dari begitu banyak kesalahan yang diperbuat.

Liza tertawa ketika Jamie berbicara mengenai rencananya bagi ladang kebun buah tersebut 10 tahun ke depan.

"Tak akan pernah berhenti," katanya.

Merkea kini tahu jika sudah membuat keputusan yang benar.

"Kita maunya membesarkan anak-anak di Sydney, saya tidak pernah berpikir kami akan begitu bahagia di Australia," kata Liza.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari  ABC News