Kisah Drew, yang Terpaksa Jadi Tunawisma di Sydney
Hidup di jalanan sebagai tunawisma bukanlah pilihan. Namun roda keberuntungan yang tidak berpihak, seringkali membuat orang tinggal di jalanan. Hal ini sebagaimana dialami oleh Drew dari Sydney, Australia.
"Pada dasarnya (kamu) tidak akan pernah bisa tidur cukup, kedinginan, lapar, dan pada hari berikutnya harus mencari tempat dimana bisa menyimpan pakaian,' kata Drew, seorang penjual majalah Big Issue.
Lahir di Irlandia dan menjadi ahli listrik karena berjualan, Drew yang berusia 55 tahun ini mengalami nasib malang dan menjadi tunawisma ketika ia mulai menjual Big Issue empat tahun lalu.
Tidak mampu membayar uang sewa setelah jam kerjanya dikurangi di gudang, Drew kemudian dikeluarkan dari bagiannya.
"Saya berpikir baiklah, saya akan tinggal sebagai backpackers untuk sementara waktu," katanya di hari-hari awal saaat ia hidup tanpa rumah.
"Kemudian saat saya betul-betul tidak punya uang dan tidak juga mendapat kerja, saya berpikir, oke saya bisa tidur di taman untuk beberapa malam."
Malam-malam berubah menjadi minggu dan minggu berubah menjadi bulan.
Drew mengatakan ia selalu menjadi seorang penyendiri, tetapi hidup di jalanan membuatnya semakin tersisih daripada sebelumnya.
"Saya menjadi semakin penyendiri, sangat introvert, tidak mau bicara dengan orang-orang, tidak punya uang untuk sekedar ngopi," ujarnya.
Makanan didapatnya dari lembaga amal setempat, dan ia belajar mengais makanan dari tempat sampah di belakang supermarket.
"Kamu akan sangat jijik dengan makanan-makanan tersebut, tapi bila itu (makanan) yang didapat, maka itulah yang harus anda makan," tambahnya.
Bila hari hujan, kondisinya sangat tidak nyaman. "Walaupun saya punya sedikit tudung pastik dan tas curian, tetap saja akan basah," kata Drew.
"Pada dasarnya, anda tidak akan punya waktu tidur yang cukup, kedinginan, kelaparan, dan pada hari selanjutnya harus punya tempat untuk menyimpan pakaian-pakaian. Saya belajar untuk bertahan sebenarnya."
Drew mengatakan ia memutuskan ia tidka bisa lagi tinggal di taman karena ia pernah ditampar ketika tidur di kursi taman. "Kepala saya ditendang dan dipukul," ungkapnya.
Setelah penyerang meninggalkan Drew dalam keadaan terluka parah dengan patah tulang selangkangan, ia sadar sesuatu akan berubah. Pertolongan datang dari temannya yang bekerja di sebuah kafe kopi.
"Ia meminjamkan saya uang untuk jaminan sewa rumah alakadarnya," ia berkisah.
Pada saat inilah ia diberitahu mengenai Big Issue, dan sejak menjual majalah tersebut ia mulai bergaul dan mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang ia temui.
"Orang-orang akan menceritakan kisah mereka yang tidak akan diceritakan kepada orang lain," ungkap Drews, membandingkan perannya itu dengan seorang bartender.
"Orang-orang akan menceritakan kepada pelayan bar pukul tiga pagi tentang kisah hidupnya. Saya seorang bartender."
Anda bisa lihat Drew bekerja sehari-hari sebelum pukul 11 pagi di Eddy Ave dan setelah pukul 11 di Devonshire Street Tunnel di Central Railway Station.
Temuilah dan sapalah dia. Bisa juga sekalian menceritakan kisah anda sambil membeli majalahnya.