ABC

Kisah Dokter Australia Menjadi Relawan di Kabul

Sebelum Dr Katherine Franklin mempelajari Ilmu Kedokteran di Melbourne, dia memimpikan pekerjaan di sektor kemanusiaan.

Dia bahkan memilih mengambil program spesialis Ilmu Kedokteran Anak (paediatrik) dengan harapan akan berguna bagi masyarakat di luar negeri.

Namun tetap saja Ia masih terkejut ketika NGO Medecins Sans Frontieres (MSF) mengirim email kepadanya dan dengan gembira memberitahukan kalau dia terpilih untuk bekerja di Afghanistan.

Tujuh bulan kemudian, di sebuah klinik bersalin MSF di Kabul yang terletak di salah satu lingkungan paling miskin di kota tersebut, perempuan muda berusia 31 tahun ini tersenyum mengingat kembali upaya keras keluarganya dalam meyakinkan dirinya untuk tidak pergi.

“Ayah saya khususnya tidak senang dengan tawaran Saya bekerja di Kabul,” katanya.

Dan tidak juga rekan-rekannya di Rumah Sakit Melbourne Royal Anak, yang sering menasehati dirinya untuk tidak pergi juga.

Sebelum dia meninggalkan Australia, ayahnya Dr Franklin memberinya medali St Christopher, santo pelindung wisatawan. Dia harus “berjanji akan membawanya kemanapun saya pergi … Saya pikir itu satu-satunya cara agar ayahnya merasa bisa melindungi Saya”.

Kekhawatiran keluarganya semakin meningkat dengan terjadinya serangan udara militer AS di rumah sakit MSF di Kunduz, Afghanistan utara, pada Oktober tahun lalu, yang menewaskan 42 staf, pasien dan perawat.

Seorang dokter Australia, Kathleen Thomas, lolos dari peristiwa maut tersebut.

Dr Katherine Franklin dan staf lainnya mengobservasi bayi di klinik bersalin MSF di Kabul.
Dr Katherine Franklin dan staf lainnya mengobservasi bayi di klinik bersalin MSF di Kabul.

Mariam Alimi

Tapi Dr Franklin mengatakan ketakutannya segera tersembuhkan pada hari pertama ia tiba di klinik MSF yang ramai, salah satu fasilitas terkemuka di Kabul dalam membantu memperbaiki dampak dari tragedi yang tidak banyak diketahui orang.

Meski perperang di Afghanistan terus menjadi sorotan utama, lebih dari dua kali lipat jumlah warga Afghanistan meninggal karena komplikasi yang berhubungan dengan persalinan daripada konflik itu sendiri, menurut survei WHO tahun 2012.

Pada tahun yang sama, data mengejutkan mencatat ada 31.100 perempuan dan bayi meninggal akibat komplikasi kelahiran, trauma dan infeksi pada bayi yang baru lahir.

Meski data ini mengejutkan, Afghanistan sebenarnya telah membuat kemajuan luar biasa dalam hal kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir sejak Taliban berkuasa, ketika hanya beberapa dokter perempuan tetap di Afghanistan dan perempuan-perempuan dibatasi kegiatannya hanya di rumah mereka saja.

Seorang ibu mengamati bayinya di klinik bersalin MSF.
Seorang ibu mengamati bayinya di klinik bersalin MSF.

Mariam Alimi

Pada tahun 2002, sebanyak 1600 ibu meninggal dari setiap 100.000 kelahiran hidup dan 91 dari setiap 1.000 bayi akan meninggal sebelum merayakan ulang tahun pertama mereka.

Saat ini dengan peningkatan pelayanan kesehatan, termasuk lebih banyak dokter perempuan, perawat dan bidan, angka tersebut telah berhasil dipangkas menjadi masing-masing hanya 400 ibu dan 65 bayi.

Tapi masih terdapat jalan panjang yang perlu dilakukan. Sebagai perbandingan, di Australia hanya delapan ibu meninggal dari 100.000 kelahiran hidup dan empat dari setiap 1.000 bayi meninggal sebelum ulang tahun pertama mereka.

Konflik, kemiskinan dan pendidikan yang rendah di Afghanistan masih menempatkan ibu dan bayi pada risiko tinggi.

Budaya faktor lainnya

“Banyak keluarga percaya kalau adalah memalukan bagi seorang wanita untuk melahirkan di luar rumah, di rumah sakit,” kata Aqila Asifi, bidan Afghanistan di klinik MSF di Kabul.

Dia menambahkan, banyak yang terlalu miskin “untuk membayar biaya medis, bahkan untuk membayar taksi ke rumah sakit”.

Tidak seperti banyak klinik swasta di Kabul, layanan MSF tidak memungut biaya.

Ketika klinik bersalin dibuka pada bulan Oktober 2014, MSF merencanakan menangani 600 bayi per bulan. Pada 2015, mereka menyambut lebih dari 11.000 bayi, dimana lebih dari 900 bayi mereka tangani setiap bulan.

Tahun ini, MSF berharap dapat menangani lebih dari 15.000 bayi.

Dengan sumber daya yang sedikit, wanita di rumah sakit menerima perawatan profesional namun dengan sedikit kelebihan, melahirkan di kolam, musik menenangkan dan pijat yang telah fasilitas biasa di Australia.

Dokter Australia di daerah konflik, klinik bersalin MSF, Ibu hamil, bayi prematur
Dokter Australia di daerah konflik, klinik bersalin MSF, Ibu hamil, bayi prematur

Mariam Alimi

“Disini sangat berbeda situasinya,” kata Dr Franklin sambil tertawa.

“Disini sudah biasa ada 4 perempuan melahirkan di ruangan yang sama pada waktu yang bersamaan dan tanpa penangkal rasa sakit, kecuali memang secara medis diperlukan,”

“Jika Anda tidak memiliki akses ke penghilang rasa sakit anda harus melahirkan dalam kondisi apa adanya,’ katanya.

MSF melihat tingginya jumlah kasus melahirkan yang sulit. Meskipun telah ada perbaikan yang signifikan, banyak perempuan Afghanistan masih tidak mencari pelayanan pra-lahir dan berusaha melahirkan di rumah tanpa didampingi tenaga profesional, dan mereka sering datang ke MSF sebagai jalan terakhir.

“Disini sudah bukan hal aneh lagi ada ibu hamil yang datang dengan bukaan melahirkan yang sudah banyak,” kata Dr Franklin.

“Hal ini dapat benar-benar membuat frustasi dan ini pasti bukan sesuatu yang akan Anda jumpai di Australia.”

Ibu dengan bayinya di klinik bersalin MSF di unit bayi.
Ibu dengan bayinya di klinik bersalin MSF di unit bayi.

Mariam Alimi

Namun, dengan kehadiran klinik MSF, sekarang banyak bayi memiliki kesempatan untuk sepenuhnya pulih. bayi yang lahir dengan berat badan kurang hingga hanya memiliki berat kurang dari 1 kilogram, kini masih bisa hidup dan berkembang.

Salah satu faktor kuncinya adalah teknik efektif yang diperkenalkan oleh MSF yakni Kangaroo Mother Care (KMC), di mana ibu harus terus memegang bayi di dadanya untuk menjaga bayi tetap hangat.

KMC digunakan secara global, tapi di Afghanistan di mana inkubator pasokannya sangat sedikit, teknik ini telah berhasil menyelamatkan nyawa banyak bayi.

Bagi Dr Franklin sendiri hal semacam ini telah memberinya pelajaran utama.

“Saya benar-benar kagum pada apa yang bisa kita lakukan dengan apa yang kita miliki,” katanya.

“Jika Anda melakukan dasar-dasar yang baik, Anda benar-benar dapat memiliki hasil yang sangat baik.”

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini. Diterjemahkan pada 17:51 WIB, 17/07/2016 oleh Iffah Nur Arifah.