ABC

Kisah Cola, Si Anjing Malang Berkaki Palsu

Meskipun mengalami perlakuan terburuk dari manusia, Cola si anjing malang ini masih bisa mengibaskan ekornya dan menyambut elusan.

Anjing ini baru berumur sembilan bulan ketika kaki depannya dipotong dengan pedang oleh tetangganya sebagai hukuman karena mengunyah sepasang sepatu di Bangkok, Thailand.

Insiden mengerikan ini dilaporkan ke Yayasan Soi Dog -kelompok kesejahteraan hewan terbesar di Asia yang fokus pada kucing dan anjing liar –yang akhirnya menyelamatkan hidup Cola.

Cola Si Anjing Belajar Jalan Kembali
Cola si anjing berjalan perlahan untuk menyembuhkan diri setelah serangan pedang.

Supplied; Soi Dog Foundation

Kehilangan banyak darah dan berada di ambang kematian, Cola dipindahkan dari sebuah klinik kecil ke klinik yang lebih besar, klinik hewan yang berpengalaman di Bangkok.

Kini, Cola tengah kembali belajar berjalan dengan bantuan kaki palsu.

Video milik Yayasan Soi Dog yang menyorot Cola tengan berjalan dengan kaki barunya telah dilihat lebih dari enam juta kali di Facebook sejak diunggah pekan ini.

Olah TKP
Petugas polisi (berbaju merah) berdiri di samping tetangga Cola yang memotong kakinya ketika mereka melakukan olah TKP.

Supplied; Soi Dog Foundation

Salah satu pendiri yayasan tersebut, John Dalley, mengatakan, Cola menyelinap ke rumah sebelah dan “menggigit” sepatu tetangganya.

Pemilik Cola yang sudah tua menawarkan tetangganya uang kompensasi sebesar 40 dolar (atau setara Rp 400 ribu), tetapi sang tetangga kembali di malam kejadian dan bersenjatakan pedang.

Di pengadilan, si tetangga penyerang mengatakan, serangan itu adalah sebuah kecelakaan, kata John. Pria itu akhirnya ditahan satu bulan atas kejahatan itu.

John mengatakan, Cola beradaptasi dengan baik terhadap kaki barunya.

“Ia menggunakan roda pada awalnya, hanya untuk membuatnya tetap bergerak dan membuatnya aktif agar lukanya benar-benar sembuh,” jelasnya.

Cola Si Anjing dengan Kaki Palsunya
Cola bisa menikmati kehidupan pasca serangan setelah kaki baru memberinya kebebasan untuk kembali berlari.

Supplied; Soi Dog Foundation

Ia menambahkan, “Cola berhasil adaptasi dengan berjalan di atas kaki belakangnya mirip gaya kanguru, tapi dengan kaki palsu ini, ia mampu berlari dan bermain.”

“Saya pergi mengunjunginya dan segera setelah Anda membuka pintu kandang, Cola benar-benar langsung mengibaskan ekornya, ia benar-benar anjing yang lembut,” ungkap John Dalley.

“Anjing -dan Cola adalah contoh yang baik -tak pernah berhenti membuat saya takjub bagaimana, di samping sering mengalami kekejaman yang mengerikan, mereka mudah memaafkan dan menjadi hewan peliharaan yang luar biasa. Beberapa di antara mereka tetap ketakutan seumur hidup dan tak bisa diadopsi jadi tinggal di tempat penampungan kami seumur hidup,” jelasnya.

Cola kembali ke rumah dengan pemilik baru

Meskipun banyak tawaran adopsi, Cola dengan cepat menemukan rumah baru bersama John dan istrinya, Gill.

“Gill dan Cola segera memiliki koneksi, sehingga ia tak akan ke mana-mana sekarang,” ujar John.

Gill Dalley dan Cola
Salah satu pendiri Yayasan Soi Dog, Gill Dalley, juga mengalami apmutasi, jatuh cintah pada Cola dan telah mengadopsinya.

Supplied; Soi Dog Foundation

Gill sendiri juga mengalami amputasi ganda, setelah tertular bakteri langka saat menyelamatkan seekor anjing pada tahun 2004 dari pekarangan kerbau yang banjir.

“Gill pergi ke Bangkok untuk menjemput Cola dan membawanya ke Phuket karena ia juga memahami masalah awal pemakaian kaki palsu (prostetik), yakni sebuah kebutuhan untuk perlahan-lahan memakai kaki itu,” utara John.

Ia dan Gill pindah ke Thailand 13 tahun lalu untuk pensiun. Sebaliknya, mereka mendirikan Yayasan Soi Dog dengan tujuan mengakhiri penderitaan anjing dan kucing tunawisma di jalanan Asia.

Cola dan Gill Dalley
Salah satu pendiri Yayasan Soi Dog, Gill Dalley, mengelus Cola dan teman anjing barunya.

Supplied; Soi Dog Foundation

Operasi mereka telah meluas dari Phuket ke Bangkok, Vietnam, Korea Selatan dan segera sampai ke Myanmar.

John mengatakan, meski serangan terhadap Cola begitu tragis, sayangnya itu tak mengejutkan para staf yayasan.

"Anjing datang ke sini setiap minggunya dengan luka akibat serangan parang –begitu umum melihat kasus akibat orang-orang yang memiliki parang panjang pemotong rumput, jadi kami kedatangan anjing dengan kaki yang terpotong, tapi jarang dua kaki," ungkap John Dalley.

Ia menyambung, “Ini tak mengejutkan kami lagi, sedihnya,” kata John.

Yayasan Soi Dog membantu kucing dan anjing tunawisma, diabaikan dan disalahgunakan dan sangat bergantung pada sumbangan.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterjemahkan dan diedit: 17:20 WIB 02/08/2016 oleh Nurina Savitri.