Kipas Angin Bisa Membantu Tubuh Atasi Udara Panas
Apa ada manfaatnya menggunakan kipas angin saat suhu udara meningkat? atau akankah itu hanya menghembuskan udara lebih panas dan bahkan membuat Anda merasa lebih gerah?. Menurut studi baru, kipas angin bisa menimbulkan perbedaan suhu.
Alat ini disebut bisa menimbulkan perbedaan suhu sebesar 6 derajat yang bisa diatasi oleh tubuh, sebelum kita mulai merasa panas.
Penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam ‘Jurnal Ikatan Kedokteran Amerika’, menantang imbauan dari sejumlah organisasi kesehatan internasional yang memperingatkan penggunaan kipas angin di atas suhu 36 ° C.
Para peneliti dari Universitas Ottawa dan Universitas Loughborough memantau suhu tubuh dan detak jantung dari 8 sukarelawan dengan kondisi sehat yang mengenakan celana pendek dan kaos, dan duduk di dalam ruangan bersuhu 36 atau 42 ° C, tapi dengan kelembaban yang terus meningkat.
Mereka menemukan bahwa relawan yang duduk di depan kipas angin mampu mentolerir tingkat kelembaban yang lebih besar sebelum mereka mulai menunjukkan peningkatan signifikan dalam suhu tubuh dan detak jantung, dibandingkan dengan relawan yang tidak memakai kipas angin.
"Apa yang kami temukan adalah, pada suhu 42 ° C, Anda bisa mentolerir ruangan yang 50% lembab …sebelum Anda mengalami peningkatan ketegangan kardiovaskular," kata salah seorang penulis jurnal lainnya, Dr Ollie Jay dari Universitas Sydney .
Ia menambahkan, "Dengan kipas angin, Anda mengalami ketegangan fisiologis dalam jumlah yang lebih rendah pada suhu 42 ° C ketimbang pada suhu 36 ° C tanpa kipas angin."
Kipas angin meningkatkan aliran udara di kulit, yang pada gilirannya meningkatkan penguapan keringat, dan membantu untuk mendinginkan kulit.
Manfaat vs Resiko
Ulasan penelitian sebelumnya belum mampu menjawab pertanyaan apakah menggunakan kipas angin selama gelombang panas berlangsung lebih banyak manfaatnya atau malah membahayakan.
Tapi lembaga kesehatan internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Lembaga Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat saat ini justru tak menyarankan penggunaan kipas angin pada suhu di atas 36 ° C.
Dr. Ollie mengatakan, ada kekhawatiran bahwa meningkatkan aliran udara panas benar-benar akan meningkatkan, ketimbang menurunkan, suhu tubuh dan ketegangan suhu tubuh, dan mengakui bahwa tidak ada jawaban sederhana untuk pertanyaan ini.
"Ini adalah tindakan penyeimbangan antara penguapan ekstra yang Anda dapatkan dari keringat di permukaan kulit, di satu sisi, dengan jumlah tambahan panas yang Anda tambahkan ke tubuh melalui konveksi udara di sisi lainnya," jelasnya
Tindakan penyeimbangan ini sangat bergantung pada kelembaban relatif atmosfer; terlalu lembab menyebabkan keringat tak bisa menguap, tapi terlalu kering membuat keringat menguap begitu cepat, kipas angin hanya membuat lebih banyak udara panas masuk ke kulit Anda.
Efektivitas kipas angin juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk berkeringat, sesuatu yang berkurang dengan bertambahnya usia, yang merupakan salah satu alasan mengapa orang berumur sangat rentan terhadap ketegangan suhu.
"Jika Anda memiliki kapasitas fisiologis yang lebih rendah untuk berkeringat, maka batas-batas lingkungan di mana kipas angin bisa berguna akan berubah dan mungkin akan menjadi lebih rendah," kata Dr. Ollie.
Kelompok ilmuwan ini berharap untuk memperluas penelitian mereka untuk mengeksplorasi batas-batas tersebut, sekaligus melihat bagaimana kapasitas pendinginan kipas angin mungkin bisa tertolong oleh beberapa intervensi sederhana.
"Satu hal sederhana adalah mengambil spons basah dan basahi kepala, leher, lengan dll, yang kemudian memberikan keringat buatan dan itulah air yang bisa menguap dengan bantuan kipas angin," katanya.
"Kami mungkin bisa menggunakan sesuatu yang sangat sederhana seperti itu untuk menebus defisit keringat terkait usia," tambahnya.