ABC

Kini Orangtua Bisa Menjaga Bayinya di Rumah Sakit dari Rumah

Ketika Vicky Hartofillis-Smith, seorang warga Sydney, Australia, mengetahui dirinya hamil dengan bayi kembar, dia menyadari tidak akan menjalani kehamilannya secara penuh.

Namun dia tidak menyangka akan melahirkan pada usia kehamilan 28 minggu.

Dia melahirkan bayi kembar perempuan, Olivia dan Kallista, dua bulan lalu, dan sampai sekarang dirawat di Rumah Sakit Royal Prince Alfred.

Hal ini membuat Vicky dan suaminya harus bolak-balik ke rumah sakit setiap harinya.

Yang tersulit bagi pasangan ini adalah di saat setiap kali pulang dan meninggalkan si kembar di RS.

“Bukan hal yang biasa meninggalkan bayi Anda di rumah sakit,” kata Vicky. “Hal itu sangat mempengaruhi Anda.”

A woman sitting down and holding two babies.
Vicky Hartofillis-Smith dan bayi kembarnya, Olivia dan Kallista.

ABC News: Liv Casben

Untuk membuat itu perpisahan setiap hari ini lebih mudah, kini pihak RS memperkenalkan teknologi baru yang memungkinkan orang tua untuk memantau bayi mereka dari jauh.

Mereka menggunakan webcam yang memungkinkan orang tua melihat bayi mereka di kamar bayi RS setiap malam.

“Ketika Anda melihat wajah kecil mereka di layar, ada perasaan bahwa mereka bersama kita,” kata Vicky.

Dia bersama suaminya setiap malam mengakses webcam untuk melihat bayi kembar mereka di layar.

“Ini agak menghilangkan rasa cemas kami atas semua situasi ini,” katanya.

Ini untuk pertama kalinya sebuah RS di Sydney menggunakan teknologi seperti itu, yang juga masih relatif baru di Australia, dan didukung oleh para orangtua.

Dr Mark Greenhalgh dari bagian perawatan bayi yang baru lahir di RS Royal Prince Alfred mengatakan, sejak diperkenalkannya kamera, para orangtua mengaku lebih tenang.

“Misalnya di saat mereka melihat bayinya tidak tenang dan ada staf yang datang menenangkannya,” katanya.

Teknologi senilai $ 175.000 (Rp 1,7 miliar lebih) ini didanai dari sumbangan.

Orangtua yang bayinya menjalani perawatan intensif di RS diberi akses untuk login ke webcam dan memungkinkan teman atau kerabat mengaksesnya.

Hampir semua orangtua yang bayinya dirawat di RS tersebut telah mendaftarkan diri.

A woman, man and baby in a cot in a hospital setting.
Emma Hutchinson bersama bayinya Lani dan Dr Mark Greenhalgh.

ABC News: Liv Casben

“Banyak keluarga yang memiliki keluarga di tempat lain. Atau berada tempat lain. Jadi ini untuk menjaga keluarga tetap terhubung dengan bayi mereka,” kata Dr Adrienne Gordon dari RS tersebut.

Dr Gordon yang membantu penerapan teknologi webcam ini mengatakan, para orangtua yang harus pulang ke rumah setiap hari tidak lagi merasa khawatir.

“Kekhawatiran mereka berkurang karena kini mereka dapat melihat bayinya dari rumah,” kata Dr Gordon.

Hal itu diakui Emma Hutchinson, yang bayinya Lani lahir di usia kehamilan 24 minggu dengan berat 694 gram.

“Sangat menyenangkan jika kita bisa melihat dan tahu bahwa mereka baik-baik saja sebelum kita pergi tidur,” katanya.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di ABC Australia.