ABC

Kini, Deteksi Kanker Prostat Bisa Dilakukan Lewat Pemeriksaan MRI

Berkat penelitian baru, para pria yang positif terdiagnosa kanker prostat melalui tes darah dapat menghindari biopsi yang beresiko di masa mendatang.

Pemeriksaan MRI dapat membantu para pria menghindari biopsy untuk mendeteksi kanker prostat.
Urologis di Pusat Kanker Prostat St. Vincent di Sydney telah menemukan bahwa pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) 97% efektif dalam mendeteksi ketika pasien tak memiliki kanker prostat.

Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Urologi.

Ketua Penelitian, Profesor Philip Stricker, mengatakan, penemuan ini penting karena banyak pria mendapat hasil positif yang salah dari tes darah untuk mendeteksi kanker prostat, atau dikenal dengan tes Antigen Khusus Prostat (PSA).

“Sudah ada banyak kontroversi mengenai tes PSA selama bertahun-tahun ini. Penelitian ini kemungkinan bisa menghapus banyak kontroversi yang berkembang. Anda akan dapat melihat apa yang nyata dan apa yang tidak nyata,” ujar Dr. Philip.

Studi yang dilakukan Pusat Kanker St. Vincent meneliti 150 pria dengan usia di atas 40 tahun melalui tes PSA positif. Rata-rata usia pria tersebut adalah 62 tahun.

Mereka semua menjalani pemeriksaan MRI.

Dr. Philip menjelaskan, hasil penelitian juga berarti bahwa pria yang sehat dapat menghindari masalah-masalah yang disebabkan biopsi.

“Teknik tradisional biopsi bisa mengakibatkan infeksi sekitar 2%, yang bisa cukup serius, jadi hindarilah itu,” imbuhnya.

Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk tentukan keefektifan pemeriksaan MRI

Pemeriksaan MRI juga menolong dokter mendeteksi kanker yang sangat kecil dan melakukan biopsi akurat.

“Kita bisa melihat lokasinya sehinga pada akhirnya kita bisa tahu yang mana yang harus diobati,” tutur Dr. Philip.

Meski demikian, Profesor Frydenburg mengatakan, masih dibutuhkan banyak penelitian lanjutan sebelum pemeriksaan MRI dilakukan secara rutin terhadap pria dengan hasil tes darah PSA yang abnormal.

“Itu jelas butuh divalidasi oleh penelitian lain di seluruh dunia,” kemukanya.

Bagi pasien seperti Bill Cortese, penemuan ini membawa kabar gembira.

“Pemeriksaan MRI saya pikir langkah yang bagus, saya tahu itu mahal harganya tapi pada akhirnya anda tak bisa menawar-nawar soal kesehatan,” kata Bill.

Profesor Frydenburg mengutarakan, masih banyak yang harus dilakukan agar pemeriksaan MRI dapat ditawarkan sebagai tes utama.

“Ini juga masalah ketersediaan waktu. Hanya ada segelintir mesin MRI di seluruh negara ini,” ungkapnya.