ABC

Kilas Balik Gubernur Jenderal Perempuan Pertama Australia

Masa tugas Gubernur Jenderal Australia Quentin Bryce akan berakhir bulan Maret 2014. Selama lima tahun lebih masa tugasnya, Gubernur Jenderal Australia perempuan pertama ini telah bertemu ribuan penduduk Australia dan mengunjungi puluhan negara.

Bryce akan digantikan oleh Peter Cosgrove, mantan pemimpin Angkatan Bersenjata Australia dan komandan pasukan internasional di Timor Timur pada tahun 1999.

Gubernur Jenderal merupakan perwakilan Ratu Inggris di Australia. Ada beberapa kewenangan khusus Gubernur Jendral, seperti memecat Perdana Menteri yang tidak lagi dipercaya parlemen dan wewenang untuk menolak permintaan dari Perdana Menteri untuk membubarkan badan perwakilan rakyat (House of Representatives).

Selama menjabat Gubernur Jenderal, Bryce meninggalkan banyak kenangan dan kesan.

Gubernur Jendral Perempuan Pertama

Bryce diangkat bulan September 2008. Ia adalah perempuan pertama yang menjabat Gubernur Jenderal Australia.

Kunjungan ke Afrika yang Kontroversial

Bulan Maret 2009, Ia berkunjung ke sembilan negara di benua Afrika, untuk menunjukkan bahwa Australia ingin mendekatkan diri dengan benua tersebut. Namun, muncul tuduhan bahwa kunjungan tersebut untuk membantu Australia memenangkan kursi di Dewan Keamanan PBB. Hingga pihak oposisi pun mengkritik bahwa peran Gubernur Jendral menjadi terlalu politis.

Dipuji Karena Busana

Bulan April 2011, Bryce dan suaminya Michael berangkat bersama Julia Gillard -saat itu menjabat perdana menteri, dan pasangannya Tim Mathieson, untuk menghadiri pernikahan Pangeran William dan Catherine Middleton di London.

Dalam kesempatan itu, penampilan busana Bryce dipuji. Ia mengenakan setelan brokat berwarna merah muda terang, merah dan oranye.

Selain menghadiri acara pernikahan, Ia juga menaruh karangan bunga di tugu peringatan perang Australia dan bertemu dengan sejumlah akademisi di Oxford.

Tersentuh Penderitaan Pengungsi

Saat mengunjungi kamp pengungsi di Yordania pada bulan September 2012, sang Gubernur Jenderal tampak tak tahan menguasai air mata ketika bertemu dengan ribuan pengungsi dari Suriah.

"Orang-orang seperti saya, kita tak memahami resiko, bahaya, kecemasan yang berlarut-larut, bagaimana itu semua begitu melelahkan, membuat tak berdaya. Dan saya bisa melihat di mata mereka kelelahan luar biasa yang diakibatkan malam dan siang yang begitu panjang dan rasa khawatir yang terus menerus," ucapnya di kamp pengungsi Al Zaatari.

Takut Dianggap Bias

Bulan Oktober 2013, saat Bill Shorten terpilih menjadi pemimpin partai buruh yang baru, Bryce menawarkan untuk mengundurkan diri, karena anak perempuannya, Chloe, adalah istri Shorten, dan Ia tak ingin dianggap memiliki bias pandangan.

Namun, Ia diminta menyelesaikan masa tugasnya oleh Tony Abbott, yang saat itu baru terpilih jadi Perdana Menteri.

Mendukung Australia jadi Republik

Bulan November 2013, Bryce berbicara untuk acara Boyer Lecture, yang diadakan oleh ABC. Dalam acara tersebut, Ia menyatakan dukungannya terhadap pernikahan sesama jenis, dan juga perubahan bentuk Australia menjadi sebuah Republik. Dengan kata lain, lepas dari monarki Inggris Raya.

Ini adalah pertama kalinya seorang Gubernur Jenderal mendukung bentuk Republik saat masih menjabat sebagai wakil dari Ratu Inggris. Ada yang mengkritik bahwa Ia sudah kelewatan karena mengungkapkan pendapat pribadi mengenai isu yang begitu sensitif.

Namun, menurut Abbott, Bryce berhak mengungkapkan pendapat pribadinya.