ABC

Kian Banyak Warga Australia Kecanduan Internet

Jumlah warga Australia yang meminta bantuan untuk mengobati kecanduan mereka mengakses internet mengalami peningkatan, terutama di wilayah pinggirian dan pedesaan. Remaja perempuan umumnya kesulitan untuk memutuskan hubungan dengan situs jejaring sosial seperti Facebook. Sementara yang laki-laki lebih sering kecanduan permainan video game.

Menurut Badan Otoritas Komunikasi dan Media Australia, kepemilikan ponsel pintar (smartphone) di kalangan penduduk Australia berusia 14 hingga 17 tahun meningkat hingga 30 persen selama 12 bulan terakhir. 

Sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2010 oleh University of Tasmania mendapati bahwa 5 persen siswa sekolah menengah dan universitas di Tasmania kecanduan video game. Sebanyak 4,6 persen kecanduan dunia maya. 

Gavin Lewandowski-Timson, mahasiswa di Launceston University, mengaku butuh waktu lama untuk menyadari bahwa ia kecanduan bermain video game. Awalnya, kegiatan itu hanya merupakan caranya menghabiskan waktu.  

"Halus sekali, tidak seperti rokok, atau alkohol atau mariyuana, yang menyebabkan kecanduan, dan disorot media, dan selalu disorot," komentarnya, "Di kepala saya, permainan itu tidak terlalu parah, jadi itu perlahan-lahan menjangkiti saya, dan saya tidak menganggapnya serius." 

Lewandowski-Timson baru sadar kecanduan saat ia menghindari orang lain agar bisa menghabiskan sekitar 70 jam sehari di dunia maya. 

"Saya bolos sekolah, saya menghindari teman dan pacar saya, agar saya bisa bermain game," akunya. 

Begitu menyadari kecanduannya, ia menghibahkan seluruh hasil permainannya ke pemain lain di kelompoknya dan menghapus akun yang terkait permainan tersebut. 

Namun, mengatasi ketergantungan bagi anak-anak muda lain tak semudah itu. Menurut pakar, ini dipersulit meningkatnya kepemilikan ponsel pintar, tablet dan peralatan lain yang terhubung dengan internet. 

Di Tasmania utara, misalnya, makin banyak anak muda yang meminta tolong layanan kesehatan jiwa setempat untuk mengatasi kecanduan terhadap internet. 

Menurut Cate Sinclair, ketua Layanan untuk Anak Muda Cornerstone, kebanyakan anak muda yang mengaku kecanduan internet mengalami kurang tidur dan bermasalah di sekolah.

"Gejala yang dialami adalah kepercayaan diri rendah, stres, kecemasan, tak ingin ke sekolah karena takut akan apa yang mungkin terjadi, jadi banyak isu sosial dan kesehatan jiwa," jelasnya. 

Terkadang, kecanduan internet juga ditambah dengan bullying, atau pengancaman di dunia maya, dan kecanduan judi. 

"Kecanduan main game bahkan bisa berbuntut kecanduan judi seiring bertambahnya usia mereka. Jadi kita bisa meramalkan pola dan akibatnya," jelas Sinclair. 

Psikiater Philip Tam melakukan pengobatan dengan cara mewawancarai anak muda yang kecanduan dan keluarga anak muda tersebut untuk waktu lama, agar dapat melihat apakah ada masalah lain yang mendasari, seperti depresi, kecemasan atau masalah dalam keluarga. 

Salah satu halangan terbesar pengobatan ini adalah karena banyak dari mereka tak mengakui bahwa kegiatan mereka di dunia maya mengakibatkan masalah. 

Mereka yang berada di daerah pinggiran cenderung sulit mendapat pengobatan karena hanya ada sedikit psikolog yang bisa menangani kondisi tersebut. 

Menurut Tam, perlu ada program pendidikan yang membantu anak muda dan keluarga mereka memberi batasan waktu untuk dihabiskan di dunia maya.