ABC

Kian Banyak Pasangan Terlalu Cepat Pilih Bayi Tabung

Penggunaan metode IVF, alias bayi tabung, yang kian populer, bisa mengakibatkan lahirnya lebih banyak anak-anak dengan masalah kesehatan berkepanjangan. Sejumlah ahli mengkritik bahwa banyak pasangan yang terlalu cepat memilih prosedur bayi tabung, sementara pilihan tersebut mengandung resiko tersendiri.

Di beberapa negara, jumlah pasangan yang memiliki anak melalui metode bayi tabung meningkat tiga kali lipat selama 10 tahun terakhir.

Salah satu pasangan yang merasakan manfaat teknologi bayi tabung adalah Jade Burke, 34 tahun dan suaminya. Mereka awalnya tak menyangka bisa memiliki anak kandung, dan saat ini mereka amat bahagia dengan keberhasilan metode tersebut.

Burke telah melalui banyak tes yang menyatakan bahwa Ia tak mungkin hamil tanpa bantuan medis.

Namun, menurut sejumlah ahli, di antara 30 persen pasangan yang mengajukan permintaan bayi tabung dengan alasan "ketidaksuburan yang tidak dijelaskan", sebenarnya banyak yang bisa memiliki anak dengan cara alami.

"Kalau anda mengalami ketidaksuburan yang tak bisa dijelaskan selama tiga atau empat tahun, IVF masih jadi pengobatan yang baik," kata Ben Mol dari Robinson Institute, Adelaide University, Australia.

"Namun, masalahnya, saat anda sudah berusaha selama 12 hingga 18 bulan. Mungkin, pada masa itu, lebih baik  pengobatan yang tidak terlalu invasif, atau tidak menjalani pengobatan sama sekali."

Mol adalah salah satu dari 15 ahli internasional yang khawatir tentang penggunaan metode IVF yang "liberal."

Metode bayi tabung awalnya dikembangkan bagi perempuan yang mengalami gangguan tuba falopi, dan laki-laki yang mengalami ketidaksuburan akut. Dalam 25 tahun pertama dijalankannya bayi tabung, satu juta bayi dihasilkan.

Saat ini, menurut Mol, metode ini sudah umum. Bahkan, sebagian pasangan terlalu cepat menjalani metode ini.

"Contohnya di Amerika Serikat, ada yang memilih IVF setelah 12 bulan [berusaha]. Di Israel bahkan 6 bulan."

Ia mengaku tak tahu kapan batas minimal sebelum menjalani proses bayi tabung.

Kekhawatiran terbesar dalam hal ini adalah bahwa di banyak negara di dunia – tidak termasuk Australia – lebih dari satu embrio ditransfer dalam prosedur bayi tabung. Ini beresiko kehamilan kembar dengan kelahiran prematur yang spesifik.

Di Australia, kebijakan standarnya adalah dengan mentransfer satu embrio.

"Namun, ada juga data baru yang menunjukkan bahwa IVF juga bisa berdampak pada kesehatan anak meskipun anak itu lahir dengan masa kehamilan untuk satu bayi [single term pregnancy]," ucap Mol.

Dampak kesehatan tersebut bisa berupa tekanan darah yang lebih tinggi, distribusi lemak tubuh dan disfungsi tingkat glukosa dan vaskuler.

Menurut para ahli, untuk beberapa kasus IVF, bukti pembenaran atas penggunaan metode tersebut lemah, dan resiko yang dilibatkan bisa lebih besar dari manfaat.

"Yang belum kita tahu saat ini adalah siapa yang punya kesempatan yang begitu bagus hingga mereka lebih baik mencoba berusaha sendiri dengan sistem yang disebut pembuahan di rumah, dan siapa yang benar-benar butuh pengobatan. Jadi ada kekurangan data tentang kapan pengobatan ini efektif, dan kapan tidak, dan kita harus melakukan penelitian yang memperjelas itu."

Dr Louise Hull, dari klinik Fertility SA di Adelaide, mengatakan bahwa diagnosa 'ketidaksuburan yang tak jelas' bisa menyulitkan semua orang. Oleh karena itu, baik bila ada lebih banyak data terkait kondisi itu.

Studi ini telah diterbitkan di British Medical Journal.