ABC

Kian Banyak Orangtua di Melbourne Tolak Pelajaran Agama untuk Anaknya

Dalam beberapa bulan terakhir, ratusan orangtua murid di Melbourne dan kota lainnya di negara bagian Victoria, Australia, melarang anak-anak mereka mengikuti pelajaran agama di sekolah.

Di Victoria, sekolah dasar (SD) saat ini memasuki catur wulan ketiga. Dan setidaknya 50 SD tidak akan memberikan pelajaran agama.

Gerakan menentang pelajaran agama ini dimotori oleh para orangtua murid sendiri. Lara Wood, koordinator gerakan itu, dengan tegas menyatakan menolak pelajaran agama yang dilaksanakan oleh Access Ministries, yang ditunjuk sebagai penyedia pendidikan agama Kristen untuk sekolah umum di Victoria.

"Dalam hitungan kami, 50 SD telah memutuskan untuk menghentikan pelajaran agama karena kurangnya peminat," kata Lara Wood.

Di tahun 2011, guru agama masih hadir di sekitar 70 persen sekolah umum di Victoria. Data terakhir menunjukkan, saat ini kurang dari 50 persen sekolah umum yang memiliki guru agama.

Scott Hedges, orangtua murid yang terlibat dalam gerakan ini mengatakan, suatu saat nanti pelajaran agama akan dihapuskan di semua sekolah.

Putrinya, murid salah satu SD di Melbourne, mengaku pelajaran agama membingungkan.

"Saya merasa dipaksa mengambil pelajaran itu, karena mereka memaksa kita untuk mempercayai apa yang mereka katakan," kata salah seorang murid.

George Aslanis, bekas pengajar dari Access Ministries, kini menilai kelas-kelas agama itu sudah tidak layak lagi.

"Saya tidak melihatnya berbeda dengan Sekolah Minggu, formatnya sama. Ada permainan, lagu-lagu, aktivitas, menggambar, tanya-jawab, dan jika memungkinkan menanamkan benih dan berharap akan tumbuh dengan sendirinya dan suatu saat berbuah," jelas Aslanis.

Masalahnya, menurut hukum di Victoria, lembaga seperti Access Ministries tidak diperkenankan untuk mengajak anak-anak berpindah agama.