ABC

Kian banyak cuti KDRT bagi pekerja di Australia

Polisi melaporkan meningkatnya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Australia, kususnya di Negara Bagian Victoria, menyebabkan kian banyak tempat kerja di Australia yang memberi cuti khusus kepada pegawai yang mengalami persoalan seperti itu.

Dewan Serikat Buruh Australia memperkirakan, sekitar satu juta orang pegawai sekarang bisa mendapatkan cuti khusus itu kalau diperlukan. Cuti itu diberikan diluar cuti tahunan dan cuti sakit.

Data yang dikeluarkan polisi negarabagian Victoria tahun ini menunjukkan kasus KDRT yang dilaporkan tahun ini 20-ribu lebih banyak dibanding tahun lalu. Ini merupakan persentase yang cukup besar dari kasus-kasus penyiksaan, penculikan dan pembunuhan di negarabagian ini.

Sekarang semakin banyak tempat kerja yang menyadari bahwa KDRT boleh jadi berpengaruh pada pekerjaan pegawainya.

Tiga tahun lalu, Surf Coast Shire, sebuah kotapraja kecil di daerah pantai terkenal Victoria, menjadi pelopor dengan memberi cuti khusus kepada para pegawai yang memerlukan waktu untuk menangani masalah KDRT.

Ini kesempatan bagi organisasi kami untuk membuat pernyataan sikap menyangkut KDRT, yakni bahwa KDRT itu tidak bisa diterima. Kami pikir ini merupakan cara yang tepat untuk memberi dukungan kepada pegawai yang boleh jadi ada menghadapi situasi sulit itu.

Demikian kata CEO Surf Coast Shire, Stephen Wall.

Ketua Dewan Serikat Buruh Australia, Ged Kearney, mengatakan, peraturan cuti itu biasanya dirundingkan dalam pembicaraan tawar menawar perusahaan dengan pihak buruh.

Kata Kearney, ini merupakan masalah terutama bagi perempuan, yang bisa sulit untuk tetap bekerja kalau menghadapi KDRT yang melibatkan anak-anak.

Mereka menggunakan semua cuti sakit, semua cuti tahunan, dan mungkin harus pergi ke pengadilan, harus mencari akomodasi lain. Ada banyak hal yang bisa berdampak pada masa kerja mereka dan kemampuan mereka untuk pergi bekerja. Seringkali para perempuan itu akhirnya keluar dari pekerjaan karena terlalu sulit untuk bertahan bekerja.

Kalangan lobby bisnis juga mendukung langkah itu.

Direktur Kebijakan Tempat Kerja di Kamar Dagang dan Industri Australia, Daniel Mammone, mengatakan, mereka tidak memandang ini sebagai 'kalangan bisnis terpaksa menanggung akibat dari masalah di rumahtangga'.

Setiap orang terkena dampaknya, bukan cuma para pegawai. Jadi ini merupakan semacam pengakuan bahwa perusahaan-perusahaan memandangnya sebagai persoalan yang perlu dipertimbangkan dalam perundingan tawar menawar perusahaan dan buruh. Saya rasa ada kesadaran di pihak perusahaan bahwa mereka ingin menjadi bagian dari solusi dan bukannya bagian dari masalah.

Jumlah hari cuti yang bisa diperoleh pegawai berbeda-beda. Menurut Dewan Serikat Buruh Australia tidak ada angka standard yang sudah dituntut serikat buruh.

Kotapraja Surf Coast Shire memberi jatah 20 hari setahun untuk cuti khusus itu. Ini dicontoh oleh kota-kotapraja lainnya di negarabagian Victoria.

National Australia Bank, salah satu perusahaan swasta besar yang memberikan cuti khusus untuk kasus KDRT ini, membolehkan cuti yang tidak dibatasi.

Serikat Buruh Pendidikan Tinggi Nasional sudah merundingkan persetujuan yang menghasilkan cuti bagi pegawai di perguruan tinggi Australia untuk waktu tertentu pada mulanya, yang kemudian bisa diperpanjang kalau perlu.

Ketua Dewan Serikat Buruh Australia Ged Kearney mengatakan, pasal-pasal dalam perjanjian itu bertujuan untuk menjaga kerahasiaan masalah pribadi yang dihadapi pegawai bersangkutan.

Bagi orang yang berada dalam situasi seperti itu, yang paling tidak ingin dihadapi oleh para korban KDRT adalah kehilangan pekerjaan. Kami pikir ini sesuatu yang sangat penting yang bisa membantu orang dalam situasi ini. Yakni memberi cuti khusus, dan menyediakan orang di tempat kerja yang memahami masalah mereka dan terdidik untuk membantu orang.