ABC

Keuntungan Industri Tambang Australia tak Merata

Serikat Pekerja Konstruksi, Kehutanan, Pertambangan dan Energi (CFMEU) Australia menyatakan kebanyakan penduduk negara itu tidak melihat adanya manfaat ekonomi yang cukup dari booming industri pertambangan dalam 10 tahun terakhir. Namun sebuah laporan lainnya menyatakan, industri pertambangan menyumbang 35 miliar dollar (Rp 373 triliun) untuk membiayai infrastruktur komunitas dan mitra-mitra lokal pada tahun 2011-2012.

Menurut laporan CFMEU, jatah pendapatan industri pertambangan yang dibayarkan dalam bentuk upah mengalami penurunan, sementara keuntungan perusahaan-perusahaan tambang meningkat tajam selama 20 tahun terakhir.

Selain itu, keuntungan yang diraup industri pertambangan juga telah melebihi pertumbuhan pajak dan royalti.

Sekjen Divisi Pertambangan CFMEU, Andrew Vickers, menyatakan bahwa keuntungan ekonomis yang dihasilkan booming sektor sumber daya alam selama ini sangat terkonsentrasi.

“Australia sebagai sebuah negara dan penduduk Australia secara umum belum meraup manfaat dari booming bidang pertambangan, yang paling besar selama sepuluh tahun terakhir,” jelasnya.

CFMEU menyerukan agar pajak pertambangan diubah, tapi tidak dibatalkan.

Selain itu, badan ini juga ingin agar keuntungan yang dihasilkan sektor tambang diinvestasikan dalam sovereign wealth fund (dana kesejahteraan) mencontoh yang dilakukan oleh Norwegia.

“Laporan ini menyimpulkan bahwa negara ini harus melihat apa yang dilakukan orang-orang Norwegia, yaitu membentuk sovereign wealth fund,” jelas Vickers.

Hasil penelitian CFMEU ini menepis laporan Dewan Mineral yang mengatakan bahwa manfaat booming pertambangan saat ini mengalir ke masyarakat.

Menurut laporan Dewan Mineral, industri pertambangan Australia menghabiskan 35 miliar dollar (Rp 373 triliun) untuk membiayai infrastruktur komunitas dan penyedia lokal pada tahun 2011 hingga 2012.

Menurut laporan tersebut industri pertambangan juga membayar sekitar 21 miliar dollar dalam bentuk pajak dan royalti.

Sebagian besar dari 35 miliar dollar untuk infrastruktur dan pemasok tersebut digunakan untuk membayar kontraktor-kontraktor lokal dan pemasok yang melayani tambang.

Ben Mitchell dari Minerals Council menolak hasil laporan yang dikomisikan CFMEU. Menurutnya, perusahaan-perusahaan tambang telah menyumbang begitu banyak untuk Australia.

“98 persen dari apa yang kita dapat dari Australia telah diinvestasikan kembali di Australia untuk mempertahankan operasi,” jelasnya.

“Pendapatan itu harus datang dari sumber tertentu; pendapatan itu didapat dari operasi-operasi di Australia, bahkan dari operasional di luar negeri yang kembali ke Australia. Jadi kita sudah menginvestasi begitu banyak di Australia selama 10 tahun terakhir,” ucap Mitchell.