ABC

Ketika Anda Jadi Penerjemah Orangtua di Rumah

Agenda Anne Chiew mengunjungi ibunya yang berusia 79 tahun Mee, telah menjadi semacam ritual yang yang sama setiap minggunya.

Sebelum makan malam disajikan, ibu dan anak perempuan ini duduk di ruang makan dan membuka semua surat yang tiba minggu itu. Anne akan menerjemahkannya dari bahasa Inggris ke bahasa Kanton.

Inilah peran yang telah dimainkan Anne sejak masih gadis remaja di pinggiran kota Melbourne.

Ayah dan ibunya tiba di Australia dari Xinhui, Guangdong, China masing-masing pada tahun 1960-an dan 70-an.

Mereka membenamkan diri dalam dunia bisnis ekspatriat China, dan merasa tidak perlu lagi menguasai bahasa di negara baru mereka.

Saat Anne lahir, nampaknya peran juru bahasa adalah salah satu warisan yang ditakdirkan kepadanya.

Bahkan saat ini, korespondensi penting tidak lagi menunggu kunjungan mingguannya. Ibunya dengan susah payah akan menyampaikan kata per kata, surat demi surat, melalui telepon saat Anne mencoba menafsirkannya.

Mee Chiew
Selama bertahun-tahun Mee dan mendiang suaminya bekerja selama 12 jam sehari di restoran China dan tidak pernah berkesempatan untuk mempelajari Bahasa Inggris.

ABC RN: Fiona Pepper

“Semua surat, formulir apa pun, buletin dari sekolah. Saya bukan hanya harus menerjemahkan untuk mereka tapi juga mengisi formulir untuk mereka,” kata Anne.

“Kata apa pun yang tidak saya ketahui, saya harus mencarinya di kamus dan mencoba mengetahui maksudnya,” jelasnya.

“Saya pergi ke bank bersama mereka dan membuka rekening dengan mereka berdiri di samping saya. Saya yang melakukan semua pembicaraan. Tapi saya ingat, bahkan harus berjinjit, berusaha melihat ke meja kasir. Sekecil itulah saya ketika itu.”

Peran besar untuk anak kecil

Bagi negara yang banyak dihuni pendatang seperti Australia, hanya sedikit sekali penelitian mengenai “perantara bahasa”. Yakni tindakan menerjemahkan antara anak dan orangtua yang begitu umum di banyak keluarga pendatang.

Dr Renu Narchal, dosen psikologi di Western Sydney University, ingin mengubah semua itu. Dia sedang melakukan penelitian tentang bagaimana kebiasaan menerjemahkan selama masa kecil mampu mempengaruhi dinamika sebuah keluarga dan dampaknya terhadap anak-anak mereka.

“Kebanyakan anak akan mulai menjadi penerjemah bagi anggota keluarga mereka paling muda ketika berusia delapan atau sembilan tahun. Ini bukan urusan sepele untuk dikerjakan oleh anak sekecil itu,” katanya.

“Ini adalah kewajiban yang dimiliki anak-anak imigran terhadap orangtua mereka karena melihat mereka tertekan oleh hal-hal kecil,” jelas Dr Narchal.

“Menyesuaikan diri di area yang baru bisa menjadi proses yang sulit. Jadi mereka menyerah dan menanggung banyak beban.”

Anne Chiew
Anne mengaku sepanjang ingatannya dia dan saudara laki-laki tertuanya selalu bertindak sebagai penterjemah bagi orang tua mereka.

ABC RN: Fiona Pepper

Adalah hal yang biasa bagi seorang saudara kandung untuk bertindak sebagai penerjemah dalam keluarga. Dalam banyak kasus, peran ini dilakukan anak tertua, dan lebih seringnya lagi dilakukan oleh anak perempuan, karena mereka sering mengembangkan keterampilan verbal lebih awal daripada anak laki-laki. Terkadang ada pemahaman budaya bahwa mereka dapat lebih dipercaya dalam peran ini.

Dr Narchal mengatakan bahwa anak-anak ini dapat dipanggil untuk menerjemahkan di dokter, agen real estat, pengacara. “Semua hal rumit yang jauh melampaui kemampuan dan pemikiran kognitif mereka,” katanya.

“Banyak penelitian tentang masalah yang dihadapi warga migran dewasa dalam proses pemukiman. Namun kontribusi yang diberikan anak-anak terhadap proses pemukiman orangtua mereka belum diakui, terutama dalam konteks Australia,” katanya.

Tidak cuma menerjemahkan

Anne mengatakan baginya, “menerjemahkan secara alami beralih ke pengambilan keputusan”.

“Saya bukan hanya memberi tahu ibu dan ayah mengenai isi ari surat. Saya memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan dengannya dan langkah selanjutnya,” katanya. “Ini tidak normal bagi anak berusia delapan tahun, bukan?”

“Mereka mengatakan saat bertambah tua, anda akhirnya merawat orangtua dan peran perawat menjadi terbalik. Saya merasa hal itu terjadi pada saya sejak saya duduk di kelas empat,” kata Anne Chiew.

“Hal itu menyebabkan banyak tekanan, karena jika saya tidak mengetahui sesuatu, saya tidak tahu harus mencari pertolongan kemana. Saya merasa bertanggung jawab atas mereka dan semuanya bergantung pada saya.”

Anne Chiew
Anne Chiew ingat bagaimana dia berdiri berjinjit di bank agar bisa terlihat oleh kasir sehingga dia bisa menterjemahkan transaksi bagi orang tuanya.

ABC RN: Fiona Pepper

Dr Narchal telah melakukan survei anonim terhadap orang dewasa tentang apa yang mereka ingat mengenai tugas menerjemahkan bagi orangtua mereka ketika masih anak-anak.

Seperempat dari responden mengatakan bahwa mereka mendapati pengalaman itu sangat sulit. Mereka sering diminta membolos dari sekolah demi tugas menerjemahkan.

Bahkan beberapa responden mempertimbangkan untuk berhenti sekolah lantaran sulitnya memenuhi peran keluarga ini.

Dr Narchal mengatakan perlunya organisasi pendukung bagi anak-anak yang bertindak sebagai penerjemah ini. Pengalaman mereka cenderung jauh lebih positif saat orangtua dan masyarakat luas mengakui pekerjaan mereka.

Menyampaikan gagasan orang dewasa

Pengalaman mendapati diri anda sebagai orang dewasa semu di usia muda masih bergaung dalam diri Anna Duthie, yang datang bersama orangtuanya dari Polandia pada tahun 1980-an.

Dia tidak bisa berbahasa Inggris saat tiba di Sydney pada usia 12 tahun. Namun karena bersekolah di sekolah setempat membuatnya bisa menyerap bahasa Inggris Australia lebih cepat daripada orangtuanya.

Pengalamannya sebagai penerjemah, bagaimanapun, dipengaruhi fakta bahwa dia dikelilingi anak-anak migran lainnya yang melakukan hal yang sama untuk keluarga mereka.

Anna Duthie semasa kecil dengan ibunya Renata
Anna, berusia 11 tahun bersama ibunya, Renata Śliwińska, sebelum pindah ke Australia.

Supplied: Anna Duthie

Dia masih jelas mengingat ayahnya melampiaskan rasa frustrasi terhadap birokrasi yang sedang dia hadapi, seringkali dengan ungkapan yang penuh warna.

“Secara tidak sadar saya selalu berpikir bahwa kedua belah pihak pasti bisa memahami bahasanya. Jika saya tidak menerjemahkan dengan tepat apa yang dikatakan maka saya akan ketahuan keliru menerjemahkan,” kata Anna.

“Sangat menarik melihat kejutan di wajah orang dewasa dimana saya harus menerjemahkan kata demi kata. Mengenang kembali masa-masa itu, saya ingat bagaimana wajah saya merona karena malu.”

Salah satu isu menjadikan anak-anak bertindak sebagai penerjemah bagi orangtua, menurut Dr Narchal, adalah kekhawatiran menyampaikan berita buruk atau informasi yang mengganggu.

Sedikit mengutak-atik pesan dalam terjemahan, bisa menciptakan masalah yang lebih besar lagi bagi orangtua mereka. Dalam kasus informasi medis, hal ini benar-benar berbahaya.

Memperkuat hubungan

Di Australia, anak-anak sekarang tidak lagi diizinkan bertindak sebagai penerjemah di lingkungan rumah sakit, namun masih umum untuk kunjungan ke dokter umum.

Anna yang sekarang bermukim di Tasmania mengatakan masih mengunjungi ibunya setidaknya seminggu sekali untuk membantunya menerjemahkan surat dan mengisi formulir. Anna mengatakan tugas menerjemahkan untuk ibunya telah mendekatkan mereka.

Anna Duthie dan ibunya
Anna Duthie, sekarang berusia 40 tahun, bersama ibunya Renata Śliwińska.

Supplied: Anna Duthie

Inilah peran yang sangat dia sukai. Dia terkejut ketika dirinya tidak lagi diizinkan untuk bertindak sebagai penerjemah bagi ibunya saat dirawat di rumah sakit enam bulan lalu.

“Sebagai refleksi, saya menyikapi hal ini dengan serius. Karena saya telah melakukan peran ini selama 36 tahun terakhir. Tiba-tiba saja, bantuan saya tidak diterima atau disetujui oleh rumah sakit,” katan Anna.

“Menariknya, saya merasa terluka. Saya bisa mengerti mengapa mereka melakukan hal itu, pasti, tapi bagi saya itu sangat mengejutkan.”

Anna mengatakan salah satu keuntungan bertindak sebagai penerjemah untuk ibunya adalah bahwa mereka memiliki hubungan yang jauh lebih dalam.

“Kami sangat selaras,” katanya. “Dia meminta saran saya sejak saya berusia 12 tahun. Jadi hal itu pasti telah mendekatkan kami.”

Manfaat tak terduga

Sementara itu Anne Chiew mengakui meskipun mengalami kesulitan, peran sebagai penjaga Bahasa Inggris dalam keluarganya terkadang mendatangkan manfaat baginya.

“Salah satu contoh yang saya ingat, yaitu saya ingin meluangkan waktu lebih banyak untuk bermain dengan teman-teman sepulang sekolah. Jadi saya berbohong kepada ibu kalau dia harus mendaftarkan saya dalam kegiatan usai sekolah, agar bisa mengerjakan tugas sekolah dengan teman sekelas,” kata Anne berkisah.

“Seperti biasa saya mengisi formulir untuknya. Yang perlu dia lakukan hanyalah menandatanganinya,” katanya.

“Sekarang sudah jadi kebiasaan bagi saya menandai huruf x di samping kolom yang memerlukan tanda tangan orangtua. Sebab dengan begitu ibu dan ayah tahu harus menandatangani di bagian mana.”

Mee dan Anne Chiew
Anne mengatakan sejak masih kecil dia tidak hanya bertugas sebagai penterjemah bagi orang tuanya tapi juga menjadi pembuat keputusan bagi keluarganya.

ABC RN: Fiona Pepper

Diterjemahkan Jumat 11 Agustus 2017 oleh Iffah Nurarifah dari artikel berbahasa Inggris di sini