ABC

Ketertarikan Mengenai Beras Asli Australia Meningkat

Australia ternyata juga memiliki beras asli Australia. Setidaknya ada 4 jenis tanaman padi asli benua Australia. Padi yang tumbuh liar itu  berwarna merah dan diketahui memiliki kandungan gizi sangat tinggi serta tersedia melimpah di seluruh dataran yang digenangi air di Australia Utara. Belakangan penelitian mengenai beras asli Australia ini mulai digalakan seiring dengan meningkatnya ketertarikan terhadap produk beras asli Australia tersebut.

Beras asli atau 'liar' asli Australia  ini telah dikonsumsi selama ribuan tahun oleh masyarakat pribumi di kawasan pegunungan Australia. 

Beras asli Australia yang dikenal kaya kandungan nitrogen dan fosfor ini, sekarang semakin menarik minat dari berbagai kalangan mulai dari peneliti, pebisnis pribumi hingga pemilik restoran dan juru masak yang berharap dapat segera melihat produk tersebut dikomersialisasikan.

Namun saat ini harga beras asli Australia sangat mahal mencapai  $120 per kilogram, sehingga mungkin butuh waktu cukup lama untuk bisa tersedia di rak-rak di toko serba ada.

Dr.  Penny Wurm dari Univresitas Charles Darwin telah meneliti beras asli Australia ini selama lebih dari 20 tahun.

Dia hendak menerbitkan laporan baru yang didanai oleh sebuah perusahaan riset industri pertanian, yang tertarik meneliti potensi pasar dari produk beras asli Australia tersebut.

“Beras itu memiliki bulir yang sangat cantik, warnanya seperti warna anggur dan ukurannya lebih kecil dari kebanyakan padi hasil kultivasi,” kata Dr. Wurm menjelaskan.

“Beras ini kemungkinan tidak akan pernah tersedia dalam bentuk bungkusan kiloan di toko, tapi hanya akan hadir dalam kemasan khusus, istimewa atau akan masuk kategori produk kebudayaan asli Australia,’

"Namun sudah banyak minat dari berbagai kelompok masyarakat pribumi dan restoran serta juru masak yang menilai beras asli Australia ini sebagai produk makanan yang lezat dan sangat layak disajikan,”

Meskipun akan dijual dalam bentuk beras premium, Dr. Wurm mengatakan timnya masih perlu menyiasati sejumlah tantangan teknis untuk memanen padi ini.

"Teknologi penggilingan beras yang ada saat ini tidak bisa digunakan untuk padi jenis ini,” katanya.

"Kami sudah menggunakan teknologi itu dan hasilnya selalu saja tersisa 30% bulir padi yang belum terkupas jadi berasnya masih banyak yang terbungkus kulit arinya dan banyak juga bulir padi yang rusak ataui hancur,”

"Jadi perlu proses pemilahan bulir padi dengan menggunakan tangan setelah digiling, dan itu sangat membutuhkan banyak pekerja untuk melakukannya,”

"Kami perlu membenahi masalah itu,”

Sementara pemahaman mengenai bibit padi asli Australia itu terus dikembangkan, metode tadisional  bagaimana penduduk pribumi Australia atau masyarakat Aborigin mengolah padi asli di benua tersebut masih sangat sedikit.

Lorraine Williams, perempuan asal Larrakia yang bekerja bersama Dr Wurm, mengaku dia berharap seandainya saja dia dulu sempat banyak bertanya tentang hal itu kepada generasi tua diatasnya ketika dia masih anak-anak.

"Di masa lalu orang orang pasti memanen padi itu dengan menggunakan kanoe dan hanya dengan menggunakan tangan,” katanya.

“Tapi saya sedih, karena seandainya saja saya dulu bertanya tentang beras ini kepada orang-orang sekitar 20 tahun yang lalu mengenai bagaimana mengolah beras liar ini, kita mungkin sekarang punya banyak jawaban/ pengetahuan mengenai hal tersebut," katanya..